Chapter 13 : Absurd

68.5K 7.9K 133
                                    

Hai 👋🏻 pakabar?? Semoga sehat selalu 😚

Jangan lupa vote 😚

Wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen 😂


Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

"Apa tidak gerah mengenakan pakaian seperti itu?" Heran Zola seraya menatap Sera yang baru saja keluar dari walk in closet.

Padahal ini musim semi, tapi Sera mengenakan pakaian seperti musim dingin. Mengenakan gaun tidur dilapisi jaket tebal dan sebuah syal rajut yang melilit leher.

Aneh.

"Aku kedinginan." Jawab Sera asal. Ia berpakaian demikian agar Zola tidak berpikiran kotor. Tentu diluar kebiasaannya, karena jika tidak ada Zola— dicuaca cukup gerah ini, ia akan mengenakan gaun tidur tipis agar tidurnya pulas.

Zola mengedikkan bahu, sudah biasa melihat Sera bertingkah aneh yang cenderung konyol. Ia merebahkan diri. Malam ini, ia tidak perlu menyingkirkan boneka besar Sera yang memenuhi ranjang ini.

Zola melirik Sera yang membelakanginya, wanita itu berada di pinggir ranjang, pinggir sekali— sangat berjarak darinya.

"Kemari? Nanti kau jatuh..?" Zola meletakkan tangan ke perut Sera, ingin menggeser wanita itu.

Sera bertahan di posisinya, "Tidak mau."

Zola menghela napas, menarik tangan kembali. Ia membalikkan badan, memejamkan mata untuk menuju alam mimpi.

Baru saja terlelap, mata Zola terbuka setelah mendengar sesuatu. Ia membalikkan badan. Sosok Sera tidak ada di ranjang. Mendengar rintihan yang perlahan menjadi tangisan, Zola sudah menemukan jawabannya.

Zola menghampiri sosok Sera yang sekarang sedang tengkurap di lantai sambil menangis. Zola melipat bibir seraya menggeleng-gelengkan kepala.

"Sera...Sera." Zola membantu Sera merebahkan diri kembali ke ranjang.

Sera masih terisak. Kejadiannya begitu cepat. Ia baru saja menuju alam mimpi dan tiba-tiba saja terjatuh dari ranjang.

"Jika perbanmu yang membentur lantai, lukamu akan di jahit ulang." Zola menakut-nakuti Sera. Ia lantas keluar dari kamar Sera untuk mengambil salep.

Sera bergidik membayangkan lukanya yang belum sembuh akan di jahit kembali. Beruntung, sisi wajah satunya yang membentur lantai terlebih dahulu. Ini juga tidak beruntung karena jidatnya berdenyut nyeri setelah membentur lantai.

Zola duduk di tepi ranjang. Ia menghapus air mata yang membasahi wajah Sera, "Aku sudah memperingatkanmu sebelumnya."

Zola mengoleskan salep ke dahi Sera yang memerah, mungkin sebentar lagi akan membengkak.

"Kenapa akhir-akhir ini kau sering melucu?" Zola tersenyum tipis, menatap Sera yang sekarang berwajah masam.

"Mau apa?" Pekik Sera penuh waspada ketika Zola ingin melepas jaket yang ia kenakan. Sera menahan resleting agar tidak di turunkan.

SerafinaWhere stories live. Discover now