Chapter 20 : Verbal attack

66.9K 7.7K 63
                                    

Jangan lupa vote 😚

Wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen 😂


Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Sera berada diruang tamu, duduk dengan kaki menyilang sembari membaca tabloid. Mendengar langkah kaki mendekat, ia menoleh— Zola yang baru saja masuk ke dalam rumah.

Kening Sera berkerut saat Julia ikut masuk ke dalam rumah. Bukankah Zola menyuruh wanita ini libur? Dan kenapa saat jam kerja usai Julia tidak pulang?

Julia mendekat pada Sera, "Ma'am, saya minta maaf jika saya pernah berkata tidak sopan pada anda." Katanya dengan sopan. Ia harus menurunkan harga diri agar Zola percaya.

Sera melirik Zola dan Julia bergantian. Ia lantas mengangguk untuk menjawab permintaan maaf Julia barusan. Rasanya tidak mungkin, Julia bisa berubah secepat ini. Sera tidak percaya begitu saja. Ia akan mengikuti permainan wanita ini.

"Aku ke kamar dulu. Nanti kita makan malam diluar." Zola menepuk-nepuk kepala Sera dengan pelan. Selanjutnya ia pergi ke kamarnya.

Sera hanya mengangguk untuk menjawabnya. Sera memilih untuk melanjutkan membaca tabloidnya. Sedangkan Julia bergeming ditempat, pandangannya terpusat pada Zola diatas sana.

Julia memajukan langkah, lebih mendekat pada Sera. Mengedarkan pandangan ke sekitar, tidak ada orang lain selain dirinya dengan Sera. "Sepertinya kau hanya mengucapkan omong kosong."

"Bicara yang jelas, kau pikir kita sedang bermain tebak-tebakan?! Aku juga bukan cenayang yang bisa membaca isi otakmu." Sera menjawab tanpa menatap lawan bicaranya.

"Hmm, kau memang bukan cenayang tapi arwah yang tersesat." Julia membahas kejadiaan saat Sera berpura-pura kerasukan.

Sera menutup tabloid sambil terkikik geli, ia menoleh untuk menatap Julia. "Masih dendam ya?" Ejek Sera seraya mengamati luka diwajah Julia.

Julia berekspresi datar, hanya melirik Sera.

"Oh, aku lupa mempersilahkan duduk. Silahkan duduk, Julia." Sera menggerakkan tangan, mempersilahkan Julia untuk duduk.

Julia masih bergeming di tempat. "Kenyataannya, Zola masuk kedalam kamarnya sendiri. Kau hanya mengucapkan omong kosong." Julia kembali membahas hal tersebut.

Sera mengangguk-anggukan kepala, "Jadi itu maksud perkataanmu?" Dengan wajah santai ia kembali bersuara, "Lalu apa masalahmu? Kenapa kau mengurusi kamarku dan kamar Zola?"

Julia menarik sudut bibir, "Sampai kapanpun, Zola tidak akan mau menidurimu. Jadi berhentilah mengucapakan omong kosong!"

Julia yakin, Sera hanya membual saat berkata sudah tidur dan melakukan hubungan suami istri dengan Zola. Tentu ia berharap hal itu belum terjadi. Akan semakin sulit memisahkan keduanya apalagi jika sampai Sera hamil.

Julia mengenal betul tipe pria seperti Zola. Pria itu memang sulit meletakkan hati pada wanita. Namun, jika sampai melakukan hubungan intim dan memiliki anak, tentu Zola akan menjadi tergila-gila pada Sera.

SerafinaWhere stories live. Discover now