Chapter 30 : Pillow talk

58K 6K 120
                                    

Jangan lupa vote 😚

Wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen 😂 biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥


Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Pasangan suami istri tersebut terlihat mengobrol dengan diiringi canda tawa ketika menaiki tangga. Keduanya baru saja tiba dirumah setelah memenuhi jamuan makan malam dirumah orangtua Sera.

Keduanya bergantian masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum bersiap tidur. Zola menatap lapar ke arah Sera yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi.

Setiap malam Zola selalu di suguhkan pemandangan indah ini. Mengenakan gaun tidur yang seksi, Sera terlihat begitu memukau saat menjelang tidur.

"Tidak sekarang. Aku lelah. Tadi pagi juga sudah kan?" Sera berkata demikian karena melihat kobaran gairah di mata suaminya.

"Jadwalku lebih padat. Aku tidak lelah." Sahut Zola menimpali.

"Mungkin karena kau minum obat kuat." Sera menyusul Zola naik ke ranjang, menggunakan lengan Zola sebagai bantal, melingkarkan satu tangannya ke perut Zola.

Zola tertawa kecil, "Aku selalu rajin berolah raga untuk menjaga staminaku."

Zola meraih tangan Sera, menatap gelang pemberian Lukas. "Kau tidak pernah meminta apapun padaku selama menikah, justru meminta pada pamanmu."

"Kau sudah memberikan apa yang paling aku inginkan di dunia ini." Balas Sera menanggapi perkataan Zola barusan.

Zola mengernyit, ia tidak pernah memberikan barang mahal kecuali berlian yang melingkari jari manis Sera— cincin yang ia berikan pada saat keduanya menikah. "Apa?" Tanyanya.

"Cinta. Aku selalu menginginkan cinta darimu. Sudah lama aku menunggu balasan cintamu." Jawab Sera, mengeratkan pelukannya di perut Zola.

Sebuah senyum terbit dari bibir Zola, ia mengecup puncak kepala Sera. "Maaf jika balasan dariku cukup terlambat."

"Tidak masalah. Bukankah setelah ini kau akan mencintaiku selamanya?" Sera mendongakkan wajah.

"Tentu. Selamanya. Setiap detik, menit, jam, hari, bulan, tahun demi tahun, hingga kita menua nanti— cintaku hanya untukmu." Di akhir kalimatnya, Zola mencium bibir Sera cukup lama— menyalurkan perasaan cintanya pada wanita ini.

"Aku akan menantikan hal itu." Sahut Sera setelah Zola menyudahi ciuman mereka.

"Sera, usiaku dengan Lukas tidak jauh berbeda, Lukas juga belum menikah. Aku tidak nyaman kau terlalu dekat dengannya." Zola kembali membahas hal itu, menyampaikan apa yang mengganggu pikirannya.

Kening Sera berkerut, "Dia pamanku. Lukas juga temanmu, kau lupa kita berkenalan pertama kali juga karena Lukas?"

Sera bertemu Zola pertama kali kurang lebih tiga tahun yang lalu. Saat itu Zola datang sebagai tamu undangan di pesta ulang tahun Mario— ayahnya. Di pesta tersebut ia selalu memperhatikan Zola. Secara kebetulan, Zola sedang mengobrol dengan Lukas— Sera mendatangi mereka dan dari sanalah pertama kalinya ia berkenalan dengan Zola. Saat itu juga Sera jatuh cinta pada pandangan pertama pada pria ini.

SerafinaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt