Chapter 35 : Angry

51.8K 6.1K 918
                                    

Jangan lupa vote 😚

Wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen 😂


Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Wajah Zola dan Dante yang terlihat ketika Julia membuka pintu. Julia segera menguasai diri karena sebelumnya wajah Julia terlihat berbinar. Ia tidak menyangka bahwa rencananya mengalami perkembangan yang pesat, karena sebelumnya Zola tidak pernah mendatanginya ke apartemen.

Ia berniat bermain halus, mendapatkan simpati dari pria ini. Sejauh ini, Zola selalu bersikap baik, peduli bahkan perhatian padanya.

"Kalian? Ayo silahkan masuk." Julia mempersilahkan Zola dan Dante.

Begitu Julia menutup pintu, Zola menghunuskan tatapan tajam pada Julia.

"Zola, ada keperluan apa menemuiku ke...," Perkataan Julia terputus saat tangan kekar Zola berlabuh ke lehernya, tubuhnya terhempas menabrak dinding.

Mata Julia membelalak sempurna, napasnya juga berkejaran, lehernya terasa sakit karena Zola mencekiknya dengan kekuatan penuh. Ia melihat bagaimana bengisnya Zola sekarang.

"Ke-na-pa?" Ucap Julia dengan tercekat. Tentu hal tak terduga ini membuatnya kesulitan mencerna keadaan, Zola yang sejauh ini selalu bersikap lembut padanya tiba-tiba ingin meremukkan lehernya.

Air mata hingga menetes. Julia menaikkan kaki ingin melakukan perlawanan, namun Zola berhasil menghalau. Tangan Julia memukul-mukul tangan Zola, ia benar-benar kesusahan mengatur pernapasannya.

"Signore." Dante bersuara karena wajah Julia sudah merah sekarang.

Zola melepaskan cekikannya, ingin sekali melenyapkan wanita ini tapi Julia sedang mengandung sekarang, bayi itu tidak bersalah.

Tubuh Julia luruh ke bawah, tangannya mengusap leher karena rasa sakit yang ditimbulkan Zola. Dadanya naik turun, terlihat tersengal. Ia bernapas dengan rakus.

Setelah merasa lebih baik, Julia menaikkan pandangan. Zola sedang menatapnya penuh kebencian dan kemarahan.

Zola mengambil berkas yang dibawa Dante, melemparkan berkas itu ke wajah Julia. "Wanita sialan!" Desisnya penuh penekanan. Bisa-bisanya Julia membohonginya.

Julia membaca sekilas berkas tersebut. Ini adalah surat keterangan dokter yang asli, yang menyatakan mentalnya baik. Tidak mungkin untuk berkilah. Ia beradu pandang dengan Zola. "Sudah terlambat." Katanya dengan ambigu namun memiliki makna penting yang tersirat.

Terlambat karena seseorang telah mendatangi Sera. Pasti Sera akan semakin salah paham pada Zola. Ini bukan rencananya, tapi ia mengetahui hal ini.

"Apa maksudmu?" Zola berkata dengan penuh penekanan.

Julia hanya menanggapinya dengan senyum sinis.

Zola berjongkok, menjambak kasar rambut Julia. "Berhasil memasuki kehidupanku dengan menjadi pengawalku, menghapus cctv hotel saat kau memberiku obat perangsang, serangan penusukan yang sudah direncanakan, surat keterangan dokter palsu yang menyatakan kau depresi. Tidak mungkin kau melakukan semua perbuatan itu tanpa dukungan orang kuat dibelakangmu. Siapa yang bekerja sama denganmu?"

"Penusukan yang sudah direncanakan?" Julia berseru dalam hati. Walau tidak mengharapkan kehadiran bayi ini, ia tidak mungkin tega mencelakai bayi ini yang tentunya juga akan melukai rahimnya. "Pria sialan itu...," penusukan itu sama sekali bukan rencananya, namun ia tahu siapa yang bertanggung jawab.

SerafinaWhere stories live. Discover now