Chapter 8 - Aljabar

1K 260 79
                                    

Sambil menunggu matahari terbenam. Baik Izar, Fisika dan Sagi. Mereka kini sibuk dengan ponsel masing-masing.

Untunglah, berkat ilmu soal fisika yang diberikan oleh Sagi. Fisika bisa jadi tahu password wifi yang digunakan untuk tembus dunia paralel. Dia tidak ada niat untuk belajar fisika di umurnya yang sekarang. Tetapi, demi mendapatkan hostspot. Apa boleh buat, dia harus menurut saat terpaksa belajar hukum Newton bersama Sagi.

Dengan laptop di atas pangkuan dan sesekali mengecek tampilan di layar ponsel, Izar terlihat sangat sibuk. Fisika tidak kepo tentang hal yang dilakukan oleh Izar. Karena dengan sekali melihat. Fisika tahu, pria itu sedang bermain dengan sistem komputer yang tampilan desktopnya mirip dengan yang sering dilakukan para hacker dalam dunia perfilman.

"Bigbos!" seru Izar tiba-tiba. "Gue berhasil lacak sistem jaringan paralel dunia ini. Gue bakal kirim hasilnya."

Fisika menoleh menatap Sagi, lalu gantian menatap Izar.

"Bagaimana lo melakukannya?" tanya Fisika penasaran.

"Pahami aja aljabar algorima teknologi mereka dan kode binarinya. Itu mah gampang," seru Izar wajah cengar-cengir.

"Ah, gue gak paham," balas Fisika dengan wajah mendadak berubah datar. Tetapi, dia bisa mendengar suara seseorang seperti terbatuk tiba-tiba. Lantas, dia berpaling pada Sagi yang duduk di hadapannya.

"Lo kenapa?" tanya Fisika dengan sarkatis.

"Lo gak tahu soal aljabar?" tanya balik Sagi.

"Gak. Ngapain juga gue harus tahu."

Sagi melayangkan tatapan nyalang pada Izar. Seolah-olah, dia sedang meminta kejelasan dan Izar hanya memberikan senyum patah-patah.

"Mau gue ajarin?"

"Aljabar?"

Sagi mengganguk.

"Buat apa? Gak penting bagi gue belajar soal itu."

"Setidaknya lo harus tahu konsep dasarnya. Itung-itung ini bisa berguna nantinya."

Fisika tidak paham, mengapa dia harus belajar aljabar. Sudah cukup baginya memecahkan soal gravitasi hukum Newton. Di sini, Izar seharusnya menjelaskan siapa sosok Sagi sebenarnya. Karena, semakin Izar terlambat jujur pada Fisika. Gadis itu, akan terus-menerus direcoki ilmu pengetahuan oleh Sagi.

Sagi, adalah tipikal pria yang tidak bisa tenang. Jika ada seseorang yang tidak memahami ilmu pengetahuan. Baginya, ilmu pengetahuan adalah hal paling penting dari tiap diri manusia.

"Gue gak nyaman kalau harus pergi mengumpulkan Flower Winter dengan orang yang gak paham soal aljabar. Lo akan belajar ini, sebelum kita menjalankan misi."

Mata cokelat Fisika terbelalak. Dia tidak terima dipaksa belajar aljabar oleh Sagi. Pria itu tidak punya hak memaksanya.

"Apa hubungannya belajar aljabar dengan mengumpulkan bola naga?!" marah Fisika dengan wajah memerah padam.

"Bola naga?" ulang Sagi.

"Ya!" sahut Fisika dengan tegas. "Pekerjaan mengumpulkan Flower Winter itu mirip dengan Goku yang mengumpulkan Dragon Ball."

"Bayaran lo akan naik 2x lipat kalau lo mau belajar aljabar bareng gue," tawar Sagi mendadak. "Bagaimana? Bukankah itu menguntungkanmu?"

"Dan apa untungnya lo mengajarkan gue tentang aljabar? Gak ada kan? Gak ada hubungannya juga dengan misi ini," balas Fisika dengan nada menantang.

Matahari perlahan-lahan terbenam. Tetapi Izar malah merasakan, benda langit itu seolah masih bersinar di atas kepala mereka.

"Gue gak suka lihat orang yang tidak memahami ilmu pengetahuan. Setidaknya, kalau lo bergaul dengan gue dan Izar. Lo bisa memiliki sedikit ilmu yang berguna."

Kuanta (End)Where stories live. Discover now