Chapter 37- Kinematika

444 117 31
                                    

"Makhluk apa yang sedang lo sembunyikan ini, Libra?" Haruto meminta sarung tangan dari para pengikutnya. Lalu menggunakan kedua benda tersebut, ia ingin mencoba menyentuh Fisika dengan cara lain dan senyum licik kembali terukir di ujung bibirnya.

Fisika masih memiliki sedikit tenaga untuk menepis tangan Haruto yang menyentuh wajahnya.

"Aduh, jangan galak dong." Haruto tetap menyentuh wajah Fisika. Digerakkan wajah tersebut ke arah kiri dan kanan. Memperhatikan sesuatu yang mungkin terlihat berbeda dari biasanya. Seperti mata, hidung, mulut dan pipi.

Mata cokelat Libra pun terbelalak melihat Fisika dipikul Haruto begitu mudah di atas pundak, layaknya sedang memikul karung beras.

"Lepaskan dia, Haruto!" Libra berusaha sekuat mungkin untuk membebaskan diri dari antek-antek Haruto yang menyudutkan dirinya. Tetapi percuma, ia tidak mampu menggerakkan tubuhnya sama sekali.

Tubuh Fisika pun direbahkan di belakang jeep. Wanita ini berusaha melakukan perlawanan. Tetapi tangannya terlalu lemah untuk menghalau Haruto yang sedang mencoba mengikat kaki dan kedua tangannya.

"L- Lepaskan aku, Sialan!" Fisika berujar kasar. Tetapi ia hanya mendapatkan kekehan dari Haruto.

Sang pemimpin memberikan intruksi pada para pasukan untuk kembali bergabung. Sebagian memilih tinggal untuk mengawasi Libra. Mereka pun menariknya mendekati salah satu tiang listrik untuk mengikatnya dengan kuat menggunakan tali tambang yang tersimpan dalam mobil.

Libra menggunakan kesempatan ini untuk balik menyerang. Ia menghajar semua wajah yang ia lihat. Dipukul hidung wajah seseorang, ulu hati ditendang begitu kuat, lalu dipelintir lengan-lengan bertato hingga mereka menjerit kesakitan.

Haruto segera memberikan komando pada sopir untuk segera menjalankan mobil. Menyadari bahwa kawan lamanya akan membawa Fisika pergi. Libra terpaksa melakukan bogem mentah pada pipi salah seorang pria hingga mulut dan hidungnya berdarah.

Libra berlari mengejar mobil jeep yang mulai menjauh. Fisika yakin, kecepatan lari Libra tidak akan mampu menyamakan laju kecepatan benda berjalan.

Fisika mendadak teringat salah satu pelajaran Sagi tentang Kinematika dan Dinamika Benda Titik.

"S- Suatu benda dikatakan bergerak apabila kedudukannya senantiasa berubah terhadap suatu titik acuan
tertentu." Fisika berujar lirih pada teori hukum fisika yang pernah dipelajarinya.  "Seorang pembalap sepeda motor yang sedang melaju pada lintasan dikatakan bergerak terhadap orang yang menonton di pinggir lintasan."

Haruto termanggu mendengar seruan Fisika yang dirasa terlalu ilmiah. "Lo sedang mengatakan apa?"

Fisika hanya tersenyum sekilas. "K- Kinematika dan Dinamika Benda Titik. Memiliki tiga poin besar, yaitu Gerak Dengan Kecepatan dan Percepatan Konstan, Gerak Melingkar dan Laju Konstan serta terakhir, Penerapan Hukum Newton dan Prinsip Dasar Laju Dinamika."

Fisika berusaha mengumpulkan sisa-sisa tenaganya. Jika Sagi mampu mengarahkan seluruh kekuatannya di saat terdesak. Fisika yakin, dia pun bisa melakukannya.

Penulis dunia orens ini mulai memusatkan pikiran. Dikumpulkannya sisa-sisa mana yang ada dalam dirinya.  Dia menatap Haruto dengan sebuah seringai.

"Kinematika ... merupakan ilmu yang mempelajari gerak suatu
benda tanpa memerhatikan penyebab gerak tersebut. Benar, mobil ini bergerak dengan hukum tersebut ....," Fisika menggantung kalimatnya. Libra kian menjadi titik kecil dari kejauhan.

"BERHENTI!!!"

Teriakkan Fisika menggelegar. Gemuruh mendadak datang bersama angin kencang, langit berubah kelabu. Percikan listrik menendang Haruto hingga terpental jatuh dari atas mobil jeep. Sang sopir pingsan di tempat. Kilat menyambar mobil. Tetapi tidak menghanguskan mereka.

Kuanta (End)Where stories live. Discover now