Chapter 23- Sinar Inframerah

517 154 74
                                    

"Baiklah, jika itu yang lo inginkan."

Sagi pun bangkit dari tempat duduk dan segera berjalan membuka pintu. Tampak diluar, Migel berserta Elizabeth dan asistennya sedang berdiri menunggu.

"Jadi, ada yang bisa kami bantu lagi?"

Fisika dan Izar menyerahkan pertanyaan Elizabeth ini kepada Sagi. Pria itu menggeleng pelan sebagai isyarat. Lalu bersedekap menatap Migel.

"Jaga dirimu Migel." Sagi berpesan.

Pertemuan itu berakhir. Tetapi, Sagi sempat mengobrol berdua dengan Elizabeth sebelum pergi meninggalkan tempat tersebut. Waktu tersebut pun diisi oleh Izar yang sudah sangat penasaran dengan peristiwa yang terjadi selama ia mendekam di rumah Kakek Abam.

"Jadi, apa yang lo berdua lakukan?"

Izar melipat tangan di depan dada. Lalu menelisik wajah Fisika dengan penuh perhitungan.

"Hanya sedikit rencana ganda. Lo tahu, 'kan ya? Biasalah dalam novel-novel fantasi pada umumnya."

"Rencana ganda bagaimana yang lo maksud?" Curiga Izar.

"Plan B, Izar. Ada something yang Baginda dan gue lakukan."

"Oh, ya? Kalian berdua melakukan ritual sihir apa?" Izar semakin tidak sabar dengan jawaban Fisika yang berputar-putar.

"Emm, gue gak yakin itu ritual sihir," ungkap Fisika dengan ragu. Tetapi dia punya firasat, Sagi pasti tidak mengizinkan dia mengatakan hal sebenarnya pada Izar.

"Jadi? Lo berdua melakukan apa, Fisika? Plis dech, lo jelaskan aja langsung apa yang terjadi. Bigbos akan segera datang."

"Dia udah datang kok."

Izar menoleh cepat. Sagi memang telah berdiri di belakangnya. Dia lalu memberi isyarat agar mereka kembali ke penginapan dan membicarakan rencana selanjutnya di sana.

.
.
.

Rebecca cukup terpukau melihat kedatangan Izar bersama Sagi dan Fisika. Ia berpendapat, Izar barangkali adalah adik dari salah satu pasangan yang menginap tersebut. Tetapi anehnya, mereka memesan kamar tambahan di lantai yang sama.

Rebecca juga berpendapat, mengapa sedari awal Sagi dan Fisika tidak berbagi kamar seperti suami istri pada umumnya. Walaupun ia cukup kepo, Rebecca tahu diri oleh batas keinginan tahunya.

Dua pria dan satu wanita telah berkumpul di kamar Sagi selepas Rebecca menghidangkan makan malam yang dipesan khusus oleh sang Kaisar.

Sagi menolak ide Fisika untuk makan malam di luar. Hari ini jalanan terlalu ramai oleh penyambutan festival perburuan dan kemungkinan hewan-hewan mistis seperti naga dan kawan-kawannya akan tampak di luaran sana.

Di depan mereka, telah terhampar sebuah peta yang dibuat dari perkamen tua. Baik Izar, Sagi dan Fisika duduk bersila dengan mengelilingi peta tersebut. Peta dunia paralel 0511 didapatkan oleh Sagi yang sebelumnya memesan pada Rebecca.

"Wilayah tempat kita berada sekarang bernama kota Bern." Sagi menunjuk menggunakan ranting kayu yang entah di mana ia mendapatkannya pada sebuah simbol di dalam peta.

"Secara keseluruhan, wilayah Bern masuk dalam lingkup sebuah kerajaan bernama Gallanga. Kerajaan ini menganut sistem monarki. Di mana, pemimpin utama adalah seorang Raja dan pewarisnya diturunkan pada anak laki-laki pertama."

Fisika cukup terpukau dengan informasi Sagi, ia sengaja mencatat informasi tersebut di dalam buku yang biasanya ia gunakan untuk menulis ide, premis dan outline dalam cerita yang biasanya ia buat. Informasi ini sangat berguna bagi Fisika, jika dia ingin membuat dunia fantasi berlatar sistem pemerintahan.

Kuanta (End)Where stories live. Discover now