Chapter 14 - RADAR

766 204 37
                                    

Mengabaikan ocehan Fisika sebelumnya. Sagi pun melambaikan tangan sekali lagi untuk menutup buku yang ada di depan Fisika.

Izar sendiri kian sibuk menatap layar laptop. Kertas yang sebelumnya diserahkan oleh Sagi pun hanya di corat-coret asal oleh Fisika.

"Materi hari ini sampai di sini dulu," jelas Sagi sambil memperbaiki posisi duduknya kembali. "Apa yang bisa lo petik dari pembahasan sebelumnya?"

Mata Fisika menerawang ke dinding dibalik bahu Sagi.

"Hmm ... pola dasar mempelajari fisika adalah fisika klasik, fisika relativitas dan fisika kuantum," seru Fisika dengan penuh percaya diri. "Bener, 'kan?"

Sagi pun mengganguk takzim, membenarkan pernyataan Fisika. Lalu sorot matanya mengarah pada Izar.

"Bagaimana Izar? Gelombang elektromagnetiknya?"

Izar mendongak sebentar ke arah Sagi. Lalu kembali memandang layar laptop.

"Dari radar muatan partikel yang dimiliki Flower Winter. Menurut sistem pelacakan gelombang radar AIR. Ada sebuah gelombang elektromagnetik yang bersifat samar di dunia paralel 0511. Frekuensi tertinggi yang didapatkan adalah saat ia terjatuh di sana. Namun setelahnya, keberadaannya menjadi samar. Gue udah mencoba melacak lebih jauh pemantulan gelombangnya dan Flower Winter kedua benar-benar terinformasi berada di alam semesta 0511. Hanya saja ....," Izar menarik napas dalam-dalam.

"Apa mana Bigbos juga bisa mendeteksinya?"

Sagi tampak merenungkan sebentar masalah tersebut.

"Kita tidak akan tahu tanpa mencobanya. Apa dunia itu bisa di detektsi? Semisal lingkungannya atau bentuk pemerintahannya? Jika lo bisa mendapatkan data tersebut. Kita bisa melakukan persiapan yang jauh lebih matang."

Izar pun memberikan jawaban lewat sorotan mata dan Sagi memahami apa yang sedang di maksud.

"Semuanya serba mana, Bigbos." Izar memberitahu. Lalu ia melirik ke arah Fisika sambil menepuk pundaknya.

"Lo menginap di sini saja. Soal pakaian dan lain-lain. Lo bisa belanja dari bayaran yang akan gue transfer untuk misi kemarin."

Senyum di wajah Fisika terbit secerah sinar matahari pagi. Namun, ia mendadak ingin mengajukan sebuah pertanyaan.

"Jadi, selain aplikasi AIR yang lo bilang itu untuk menangkap gelombang frekuensi dunia paralel. Itu juga bisa mendeteksi gelombang mana yang dipancarkan oleh Flower Winter?" tanya Fisika ragu.

Coba bayangkan, benda berteknologi yang dibuat oleh sains. Selain bisa mendeteksi panjang gelombang elektromagnetik. Benda tersebut juga bisa mendeteksi energi sihir suatu benda.

Fisika merasa otaknya bisa meledak. Tidak pernah dibayangkan. Bahwa sihir dan teknologi bisa bersatu. Ini seperti menggabungkan dua genre cerita berbeda menjadi satu.

Izar terkekeh pelan. Lalu menjelaskan.

"Lo lihat Fisika? Lo beneran pintar, 'kan? Kan gue juga bilang apa. Gak ada orang yang bodoh. Hanya ada, orang yang belum belajar. Jadi gini," seru Izar dengan tarikan napas. "Gue menggunakan aplikasi AIR pada Flower Winter menggunakan RADAR. RADAR adalah Radio Detection and Ranging. RADAR ini menggunakan prinsip pemantulan gelombang mikro. Ini berfungsi untuk menentukan posisi suatu objek. Oh, ya. Lo kan tadi belajar fisika klasik bareng Bigbos. Nah, lo pasti ingat. Kita dulu pernah belajar soal gelombang waktu sekolah."

Mulut Fisika terganga lebar. Fisika pikir otak Izar akan kadaluarsa tentang segala materi pelajaran selama sekolah. Ya, ini sama seperti otak Fisika yang hampir telah melupakan seluruh mata pelajaran yang pernah ia pelajari.

Kuanta (End)Where stories live. Discover now