Chapter 31 - Indranila

364 121 45
                                    

Sagi mendorong mundur seorang prajurit hingga ia terjungkal. Lalu menepis sebuah serangan yang diarahkan dari balik punggung. Ia merunduk, kemudian memutar badan dan menyepak kaki prajurit tersebut.

Sangkar emas yang dibuat Onna mengerucut menjadi ukuran tubuh orang dewasa. Fisika telah dibawa paksa sebagai tahanan melalui sebuah portal yang terbuka.

Sagi bergerak cepat menumbangkan semua prajurit yang terus menerus mendesaknya. Mata Gareen menyipit, dia agak heran bahwa pedang Sagi sama sekali tidak bernodah darah.

Onna maju selangkah lebih depan dari Gareen. Tongkat sihirnya melambai. Lalu muncul sebuah pasak batu dari dalam tanah mengelilingi lokasi tempat Sagi berpijak. Tatkala, Sagi menggunakan ujung pedangnya menyetuh pasak tersebut. Sesuatu terdengar mendesis.

"Yang Mulia," seru Onna tanpa berbalik memandang Gareen. "Apa yang akan Anda lakukan? Para prajurit bukanlah tandingan pria ini. Saran hamba, hanya bisa berhasil jika sihir vs sihir."

Gareen masih mengamati Sagi seksama. Sang Kaisar tidak bisa menghancurkan kurungan yang dibuat oleh Onna. Jenis sihir Onna hanya bisa dilawan dengan kemampuan Fisika. Namun masalahnya, Fisika adalah tipikal Penyihir kilat yang belum terlalu memahami kekuatan sihir yang sebenarnya. Bukan jenis, keturunan pengguna sihir murni.

Sementara itu, Fisika dikirim ke sebuah penjara bawah tanah melalui sebuah portal. Tempat tersebut gelap, lembab dan banyak lumut di hampir setiap lapisan dinding. Beberapa tetes air jatuh dari langit-langit.

Fisika membekap tubuhnya sendiri karena suhu udara di tempat tersebut terasa cukup dingin oleh kulitnya.

"Aish! Sial! Gimana caranya bebas dari sini?" Fisika menatap seberkas cahaya yang berada di ujung lorong. "Jadi gini, perasaan tokoh antagonis kalau gue buat terkurung dalam penjara?"

Fisika merenungi sebuah cerita fantasi yang pernah ia tulis. Lalu tertawa miris pada dirinya sendiri.

"Apapun yang terjadi. Gue harus bebas. Gue enggak bisa selalu mengandalkan Sagi. Gue harus mencoba menjadi jiwa Zero to Hero. Kalau gue bisa nulis dan buat karakter gue dari jiwa newbie hingga over power. Artinya gue bisa kayak mereka."

Fisika memulai rencananya dengan memegang jeruji besi. Awalnya ia ragu, jika sangkar tersebut akan memberi sebuah sengatan seperti kisah-kisah fantasi yang ia ketahui. Namun, nyatanya tidak.

Kedua tangan Fisika menggenggam sangkar dengan sangat kuat. Ia berusaha menganalisis jenis mana sang pembuat.

Ada bayangan dalam benak Fisika yang membentuk seperti kumpulan tali-temali berwarna-warni.

Penggambaran garis mana yang harus Fisika pilih secara jeli untuk mengetahui mana milik Onna. Merah, kuning, hijau, biru, jingga, nafi, salem, dan beragam warna lainnya.

Fisika berusaha keras memilah satu demi satu benang warna yang sesuai. Lalu, sesuatu terasa berdenyut saat tangannya memegang benang mana berwarna Indranila.

Indranila dalam Bahasa Inggris adalah turquoise. Indranila adalah warna perpaduan antara biru dengan warna hijau muda, yang biasa disebut tosca.

Fisika menggenggam benang warna Indranila tersebut. Lalu insting Fisika seolah menyuruhnya untuk menghancurkan benang tersebut. Dengan segenap kekuatan yang ia miliki, warga dunia orens ini pun menghancurkan sangkar emas yang telah dibuat oleh Onna.

Baginda

Fisika mengirimkan pesan telepati pada Sagi yang kini sedang beradu pedang dengang Gareen. Gaya pertarungan berubah. Sagi dan Gareen sama-sama memiliki luka goresan yang cukup seimbang.

Menyadari Fisika butuh pertolongan keluar dari penjara bawah tanah yang entah berada di mana. Sagi secara mengejutkan menerjang Onna yang berdiri tidak jauh di belakang Gareen. Ia mencengkram pergelangan tangan Onna dengan kuat. Lalu menekan jari telunjuknya tepat di kening sang Witch.

Onna sendiri bisa merasakan bahwa Fisika berhasil menghancurkan sangkar emas yang ia buat. Dia tidak menduga, penyihir pemula seperti Fisika mampu menghancurkannya. Lalu ia tersentak, dengan jenis mana yang dipancarkan Sagi dari tubuhnya dan tubuh Fisika.

"Gue enggak ada waktu untuk meladeni kalian. Harusnya lo tahu, jika gue sangat serius. Lo dan pria yang lo hormati itu bisa gue hancurkan dalam satu jentikkan jari. Jadi, di mana kristal yang dipungut oleh Tuan lo? Gue hanya mengambil apa yang memang milik gue sedari awal."

Napas Onna seperti tercekat. Aliran mana yang telah menyatu dengan napas kehidupannya berhasil dikunci oleh Sagi. Gegabah sedikit, nyawa bisa melayang.

Bagi Onna, Sagi adalah tipikal hal paling berbahaya yang pernah ia temui. Jenis energi yang harus sangat ia hindari. Kendati demikian, ia masih tidak ingin menyerah dengan mudah.

Sekonyong-konyong, Sagi jatuh berlutut di bawah kaki Onna. Gareen dengan cepat berhasil menebas tubuh sang Kaisar. Percikan koloid bernoda darah mengalir dengan begitu segar dari tunik putih kesukaannya.

"Bigbos!"

Izar muncul di timing yang tidak terduga dari balik pintu paviliun yang terkunci. Semua orang yang berada di sana tercengang melihat aksi Izar. Tentu saja, semua ini terjadi berkat rencana Sagi.

Sementara dia dan Fisika membuat kehebohan dengan menjebak fokus semua orang pada mereka. Secara diam-diam, Sagi mengirimkan peta sihir melalui telepati ke arah Izar setelah berhasil menyulut ilusi kebakaran di tengah kota.

Izar pun berhasil menyelinap melalui pintu rahasia yang berada dibalik lukisan mendiang Raja pertama Galangga. Ia menembus pertahanan sihir dengan menggunakan Flower Winter yang ia bawa.

Benda tersebut pun, menuntun Izar mematahkan semua penghalang baik dari dalam maupun luar ruangan. Para prajurit yang berjaga berhasil ditaklukannya dengan sedikit pertikaian tanpa menarik perhatian.

"Keparat!" Gareen berdecak kesal. Ia merasa dipermainkan. Pintu paviliun merupakan akses yang diketahui secara umum. Dia tidak menyangka bahwa orang seperti Sagi bisa melacak pintu keluarnya yang lain.

Sagi ambruk di atas tanah. Darah menggenang di sekitarnya. Izar menatap cemas mencari keberadaan Fisika. Di samping itu, Flower Winter yang diambil oleh Gareen telah mendapatkan beberapa modifikasi sentuhan sihir.

Walau Izar berhasil mendapatkannya. Ia tidak mampu menghancurkan hal tersebut. Keadaan ini membuat gelombang elektromagnetik yang dipancarkan menjadi berubah.

Gelombang elektromagnetik yang tercemar. Membuat gelombang elektromagnetik dari Flower Winter pertama terganggu dan akan menyebabkan aliran yang dapat mengacaukan perjalanan lintas dunia paralel mereka. Tanpa bisa membuat pilihan.

Izar melesat cepat ke arah Sagi. Ponsel di tangan kanan Izar telah siap memindahkan mereka ke hyperspace dan benar saja, ketika tangan Izar menyentuh Sagi. Kedua pria ini tertarik ke dalam hyperspace. Sebuah terminal dalam perjalanan dunia paralel.

"IZAR!" Sagi menatap bengis pada sang Rekan, ketika mendarat di lantai dan ruangan serba putih. "Lo meninggalkan Fisika!"

"9 menit. Fisika hanya punya waktu 9 menit untuk sampai ke hyperspace. Menit ke-10. Gue dan Bigbos akan kembali ke Malakai tanpa Fisika sama sekali."

___//___/___/____//___
Tbc




Kuanta (End)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin