Lapar Sekali [11]

2.1K 229 193
                                    

Hi hi...
Happy sunday!!
Selamat membaca semua

✨Jangan lupa vote dan comment✨

***

Johnny sedang ada di salah satu meeting room di lantai tujuh dan mendengarkan presentasi ketika salah seorang pegawainya berdiri dengan tiba-tiba dengan ponsel di tangan dan bicara dengan nada yang terkejut kalau tuan mudanya mengalami kecelakaan di depan kantor.

Otak Johnny bahkan belum bisa mencerna keseluruhan informasi saat kakinya dengan sendirinya membawa tubuh Johnny keluar dari ruang meeting. Menuruni setiap anak tangga dengan cepat hingga ke lantai dasar, alih-alih menggunakan lift.

Dan Johnny berlari secepat yang ia bisa, menghampiri kerumunan manusia di seberang jalan gedung kantornya, mengabaikan bunyi klakson nyaring yang ditujukan padanya saat Johnny dengan sembrono menyeberang jalan.

Johnny baru bisa betul-betul menyadari apa yang terjadi saat mendengar teriakan Mark, meminta semua orang menyingkir dan terus memanggil nama Johnny.

"Permisiㅡ permisi." Johnny mendorong tubuh-tubuh manusia yang menghalangi jalannya, hingga ia dapat melihat Mark duduk di jalan sembari memeluk erat sosok tubuh kecil bersimbah darah.

"DADDY!!!" Mark langsung berteriak saat melihat Johnny.

"Apa yangㅡ ASTAGA!!" Johnny langsung berjongkok dan mengangkat tubuh Kun yang tidak sadarkan diri.

"Saya sudah telephone ambulans tuan, sebentar lagi pasti sampai. Tuan muda Mark melarang siapapun mendekat, jadi kami belum bisa melakukan apapun pada tuan muda Kun."

Johnny melirik ke arah Hannyeong yang kini menggenggam ponselnya. Pasti Hannyeong juga yang tadi menghubungi salah satu pegawai Johnny yang sedang meeting.

Johnny menoleh ke sekelilingnya, mengabaikan suara-suara manusia yang kini memberitahunya untuk meletakkan putranya dahulu di trotoar sembari menunggu ambulans.

"Kau urus Seung Hee." Ucap Johnny kepada Hannyeong saat akhirnya Johnny menemukan Seung Hee masih lemas, duduk di trotoar. Aroma darah segar dari manusia juga sejak tadi mengganggu Johnny. Itu jelas bukan bau darah Kun.

"Ada korban lain?" Tanya Johnny pada Hannyeong yang langsung mengangguk dan menunjuk kerumunan lain , beberapa meter dari mereka.

"Bawa dia ke rumah sakit terdekat. Dan laporkan padaku nanti." Ujar Johnny, yang dengan cepat menghentikan taxi yang lewat.

"Ambulaㅡ"

"KAU MENYURUH ANAKKU MENUNGGU SAMPAI AMBULANS TIBA??! KAU MAU ANAKKU MATI??!!!" Teriak Johnny, tepat di depan wajah Hannyeong yang langsung diam.

"Mark ikut Daddy." Johnny membuka pintu taxi dengan terburu-buru dengan satu tangannya. Sementara tangan lainnya terus memeluk erat Kun. Mark langsung menurut dan masuk ke dalam taxi.

"Bawa Dery dan Nana ke Neo Hospital." Pesan Johnny pada Hannyeong yang masih terkejut, sebelum masuk ke dalam taxi dan meminta supir taxi untuk segera membawa Johnny dan kedua putranya ke Neo Hospital.

***

"Rumah sakit Seoul lebih dekatㅡ"

"NEO HOSPITAL!! BAWA KAMI KE SANA!!" teriak Johnny, menolak tawaran supir taxi yang menyarankan rumah sakit terdekat dari lokasi mereka sekarang.

"Baik tuan." Jawab si supir taxi, pasrah dan menurut pada permintaan Johnny.

"Mark Hyung, tolong ambilkan ponsel Daddy. Di saku jas." Pinta Johnny, mengangkat sedikit pantat kanannya dari kursi untuk menunjukkan saku jas tempat ia menyimpan ponselnya.

STORIES OF IMMORTALS [JOHNTEN]Where stories live. Discover now