Monster Baik (39)

1K 149 111
                                    

Hi hiii

✨jangan lupa vote dan comment✨

***

"Sudah tidur?" Johnny meletakkan gelas berisi darah ke meja dan menoleh saat Ten menghampirinya yang sedang duduk di sofa ruang keluarga.

"Sudah." Ten tersenyum dan langsung duduk di samping Johnny, mengangkat kakinya ke atas sofa dan menyandarkan diri pada bahu Johnny.

"Haaaaaaah hari ini sangat melelahkan." Bisik Ten, menatap layar televisi yang menampilkan iklan kondom. Ten melirik jam dinding dan tersenyum saat menyadari kini sudah lewat tengah malam.

"You did a great job, babe..." Johnny mengecup dahi Ten yang kali ini justru tertawa pelan dan duduk tegak.

"You too..." Bisik Ten, gantian mengecup bibir Johnny yang tertawa, sebelum kemudian menarik tubuh Ten agar kembali bersandar padanya.

"Tadi Dery tanya padaku..." Ten memperbaiki posisinya dan menyamankan kepalanya, saat Johnny dengan perlahan mengulurkan tangan untuk meraih gelas wine berisi darah di meja.

"Dia tanya, kenapa dua temannya ituㅡ siapa namanya? Aku lupa." Ten mendongak dan bertanya pada Johnny.

"Yohan dan Hyeri..." Jawab Johnny sebelum kembali menegaj darahnya.

"Ah, iya Yohan dan Hyeri itu." Ten kembali menatap layar televisi.

"Dia tanya, kenapa Yohan dan Hyeri tidak bermain bersama dia lagi? Apa karena mereka takut pada Dery karena Dery itu monster?" Ten.

Johnny menghela nafasnya pelan setelah mendengar cerita Ten.

"Aku bilang, mereka tidak takut. Mereka hanya terkejut karena baru pernah lihat mata Dery yang merah." Ten melanjutkan ceritanya.

"Tapi dia terus saja bertanya kenapa Yohan dan Hyeri tidak bermain bersama dirinya lagi?" Ten.

"Apa karena mereka tidak bertemu lagi setelah kejadian itu? Makannya Dery jadi kepikiran hal seperti itu?" Johnny menatap Ten dan menaikkan kedua alisnya.

"Maksudkuㅡ" Johnny menghela nafasnya sebelum kemudian melanjutkam apa yang ingin ia katakan.

"ㅡ aku beberapa kali mengangkat telephone Mama Yohan, Dery juga sepertinya tahu kalau aku sempat bertemu mama Yohan dan juga kedua orang tua anak-anak nakal itu," Johnny lagi-lagi menghela nafasnya.

"Dia pasti kepikiran kenapa teman-temennya tidak muncul lagi setelah kejadian itu. Dan menyimpulkan kalau teman-temannya tidak mau bertemu dengannya karena matanya merah." Ten ikut menghela nafasnya.

"Apa dia sempat diejek?" Tanya Ten. Johnny menggelengkan kepalanya dan mengernyitkan dahi.

"Tidak tahu. Tapi sepertinya mungkin para anak nakal itu sempat mengolok-olok atau menyebutnya monster. Atau mungkin karena Yohan takut melihat mata Hendery?" Johnny.

"Aaaaah... Yohan yang lihat dan tanya pada Mamanya apakah Dery itu monster kan?" Tanya Ten, teringat dengan percakapannya dengan Mama Yohan beberapa waktu lalu.

"Apa aku bawa Dery bertemu Yohan dan Hyeri sekalian?" Johnny.

Ten menoleh pada Johnny dan mengernyitkan dahinya.

"Yakin mereka tidak akan takut pada Dery dan mengolok-olok Dery monster? Kalau itu semakim melukai anakku bagaimana?" Ten.

"Harusnya sih tidak..." Bisik Johnny.

"Coba deh besok aku tanya pada Mama mereka." Johnny.

***

"Nanti ini tidak boleh dilepas ya?" Bisik Ten sembari merapihkan perban di pergelangan kaki kanan Hendery.

STORIES OF IMMORTALS [JOHNTEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang