Tambang Berlian (44)

1.1K 164 67
                                    

Ini isinya beberapa detail buat cerita ke depannya.
Jadi ga ada bocil uwu

✨Jangan lupa vote dan comment✨

***

"Babe, memangnya kau punya tambang berlian?" Bisik Johnny pada Ten yang kini mengalihkan perhatiannya dari layar komputer.

"Punya." Jawab Ten dengan santai sebelum kemudian kembali menatap layar komputer.

"Masa sih?" Johnny berjalan mendekat ke meja kerja Ten dan memperhatikan layar komputer Ten yang lagi-lagi menampilkan deretan tulisan yang tidak dapat Johnny baca. Aksara Thailand.

"Sejak kapan?" Tanya Johnny kembali.

"Apanya?" Ten menanggapi Johnny tanpa mengalihkan tatapannya dari dokumen yang sedang ia baca.

"Berliannya. Sejak kapan kau punya tambang berlian?" Johnny.

Ten berhenti membaca dan mendorong kursi kerjanya kebelakang, sebelum kemudian berputar sedikit dan menghadap Johnny.

"Hmmm.. Yang terbaru sih tahun 1997?" Gumam Ten.

"Yang lainnya tidak begitu ingat. Tapi yang terakhir aku rasa sekitar waktu itu." Ten mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Aku hanya berinvestasi di beberapa tambang berlian sejak beberapa puluh tahun lalu." Jelas Ten kemudian.

"Begitu?" Johnny mengernyitkan dahinya dan tampak berfikir.

"Terakhir kali sih aku berinvestasi menggunakan perusahaanku yang di China, terus ada juga yang bekerja sama dengan pemerintah di negara tempat tambang itu berada. Tapi semua investasiku menggunakan perusahan-perusahaanku yang di luar, bukan yang di Thailand. Kebanyakan juga bukan aku yang mengurusnya secara langsung. Tapi segala keputusan tetap di tanganku. Jadi pasti kau tidak bisa langsung menebak. Hahahaha..." Ten tertawa pelan saat melihat Johnny mendengus pelan.

"Hahaha lagipula kenapa sih tiba-tiba tanya tambang berlian?" Ten menggeleng-gelengkan kepalanya sembari menatap Johnny.

"Tadi Yuta cerita kau punya tambang berlian. Kan aku jadi penasaran. Aku kira kau punya satu tambang utuh. Hanya milikmu." Johnny.

"Oooh..." Ten tersenyum sebelum kemudian melanjutkan.

"Kalau tambangnya memang punya sih... Di Rusia, peninggalan Pho dan Mae untukku dan Eleven. Tapi aku tutup karena biaya produksinya terlalu tinggi. Lalu aku investasi ke tambang-tambang lain." Jelas Ten.

"Tidak dilanjutkan?" Tanya Johnny.

"Kenapa? Kau mau melanjutkan?" Ten.

"Kau aneh sekali tiba-tiba tanya tambang." Ten menggeleng-gelengkan kepalanya dan kembali mendorong kursi kerjanya untuk mendekat ke meja.

"Aku baru sadar ternyata mateku yang tampan, keren, sangat kompeten dan kaya raya." Johnny.

"Kan aku sudah bilaaaang. Kau pikir hanya dirimu yang kaya? Hahaha.."  Ten tertawa pelan dan mengetik sesuatu di layar komputernya.

"Sepertinya aku malah tidak sekaya dirimu..." Johnny mengerucutkan bibirnya dan mendekat pada Ten.

"Apa lagi?" Tanya Ten, kembali tertawa saat Johnny kini berusaha duduk di pangkuannya.

"Babeeee.. Kau dan aku itu lebih besar dirimuuu..." Ten mencubit pinggang Johnny dengan gemas. Bisa-bisanya Johnny minta duduk di pangkuannya.

"Hahaha kau kenapa siiih?" Ten terus saja tertawa karena kini Johnny melingkarkan tangannya ke leher Ten.

STORIES OF IMMORTALS [JOHNTEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang