CHAPTER || SEPULUH 🖤

2.9K 145 3
                                    

Tandai typo

Happy reading!!


Sudah tiga hari lamanya Aca dirumah sakit, selama itu pula Aca tak membuka matanya. Vino tak memberi tahu orang tuanya ataupun Abangnya, karena Dava belum kerumah selama Aca dirumah sakit. Walaupun tak memberi tahu keluarganya ia masih bisa untuk sekedar membayar biaya rumah sakit.

"Dek cepet bangun yah, gue kangen sama lo." Vino menciumi tangan Aca. Siang dan malam Vino selalu menemani Aca dirumah sakit, terkadang anak Dark Wolf dan inti Aodra ikut menjenguk Aca yang masih belum sadarkan diri.

"Lo yakin gak mau ngabarin bang Dava?" tanya Haidar dibelakang Vino.

"Dia lagi keluar kota sama Om Dhika buat ngurus salah satu perusahaan keluarga"

Tak ada yang membuka suara lagi setelah Vino menjawab pertanyaan Haidar.

"Gue mau keluar dulu," ucap Vino lalu meninggalkan ruang inap Aca.

Vino tak tahu harus kemana, ia hanya ingin ke suatu tempat untuk menenangkan pikirannya.

Ia duduk di taman rumah sakit dengan mata terpejam, ia tak tahu harus mengatakan apa kepada orang tuanya.

"Akhh gue harus apa," jerit Vino tertahan.

Dilain tempat, Dava telah berada dijalan menuju rumah sakit karena tadi ia sempat menolong orang yang kecopetan, alhasil tangannya terluka.

Dava memarkirkan mobilnya, lalu ia keluar dengan grasa grusu. Dari ia belajar bersama Om-nya ia sudah merasakan tak enak, tapi ia tepis pikiran itu jauh jauh.

"Vino?" gumamnya seorang diri, ia yakin orang itu Vino, dari postur tubuhnya saja Dava sudah yakin. Niat awal ingin mengobati lukanya ia urungkan, karena rasa penasaran ia membuntuti Vino yang menuju ruang rawat. Perasaannya mulai tak karuan ketika kamar yang Vino masuki terdapat anak geng motor didepannya yang ia ketahui anggota Dark Wolf.

"Positif thinking aja bisa jadi salah satu anak Dark Wolf ada yang sakit," gumamnya mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

"Gue masuk aja deh sekalian jenguk." Dava mendekati mereka yang ada di depan. Mereka hanya menunduk tak bersuara sedikit pun.

"Las yang sakit siapa?" tanyanya pada Laskar, sedangkan yang ditanya hanya diam tak menjawab, dari raut wajahnya seperti cemas.

Karena rasa penasaran yang begitu membuncah Dava membuka pintu ruang rawat tersebut 'Cklek' semua orang yang ada di dalam menatap Dava terkejut apa lagi Vino.

Air mata Dava luruh melihat siapa yang terbaring dibrankar, hatinya tersayat, bahkan tak ada yang memberi tahunya kalau adek kesayangannya telah berada di rumah sakit.

"Aca kenapa Vin?" bentaknya dengan suara parau. Vino memeluk Dava menangis sejadinya karena tak bisa menjaga Aca.

"Bang maafin gue..."

"Kenapa lo gak bilang gue bangsat. Udah berapa hari Aca sakit"

"Aca gak sakit bang, dia ketusuk. Udah tiga hari"

'anjrit nih Vino lagi serius kenapa ngomongnya kek bercanda sih' gerutu Austin dalam hati.

"Sama musuh lo?" Vino menggelengkan kepalanya,"tiga hari? Berarti waktu gue baru berangkat"

COMPLICATED || END Where stories live. Discover now