CHAPTER || DUA PULUH SATU 🖤

1.9K 103 2
                                    

Tandai typo ya....

Happy reading kawand!!

☠️🏴‍☠️☠️

"Tiga hari lagi Adek ultah, mau minta apa sama Daddy?" tanya Daniel pada putri bungsunya. Aca tersenyum tipis dia menggeleng pelan.

"Kenapa?" tanya Dhira khawatir, akhir akhir ini anak bungsunya itu memang sering diam, tak banyak tingkah seperti biasanya.

"Mom nanti yang diundang teman teman aku aja yah"

Dhira mengusap rambut panjang Aca, "biasanya juga begitu kan?" tanya Dhira heran.

"Yang deket aku aja, sisanya kerabat aja." Dhira mengangguk paham.

"Ini sweet seventeen kamu loh Dek," ujar Daniel heran dengan anaknya.

"Makanya aku undang temen yang deket aja." Daniel hanya bisa mengangguk pasrah.

"Mommy punya kejutan buat kamu, pasti kamu seneng lihatnya." Aca menatap Dhira semangat.

"Apa Mom?" tanyanya dengan senyum merekah, entah kenapa ia sangat penasaran apa yang akan Mommy-nya berikan padanya nanti.

"Yah nanti kalau kamu ultah"

"Udah jam setengah sepuluh, kamu tidur gih," suruh Daniel pada Aca.

Aca meninggalkan orang tuanya yang ada di ruang tengah, entah kenapa ia sangat penasaran apa yang akan Mommy-nya berikan padanya. Ia harus sabar menunggu dimana hari itu akan tiba.

Sekarang ini Aca jarang kemarkas jika malam. Aca merebahkan tubuhnya di kasur, manatap langit langit kamarnya, tiba-tiba saja Aca teringat oleh perkataan orang tuanya beberapa waktu lalu yang membuat Aca menjadi murung.

"Huh semoga nanti kedepannya baik baik aja"

☠️🏴‍☠️☠️

Diruang keluarga kini Bara dan orang tuanya berada, Rachel menatap suaminya tak suka sedangkan Samuel hanya menghela nafasnya panjang. Ini sudah perjanjian mereka yang harus ia tepati, walaupun ia sudah mengingkari satu janjinya tapi janji yang lain akan ia tepati.

"Bara," panggil Samuel dengan suara beratnya. Entah karena apa jantung Bara berdetak lebih kencang.

"Iya Pa?"

"Sam, udah, gak usah dilanjutin lagi plis," mohon Rachel pada suaminya. Bara menatap orang tuanya bingung.

"Kamu diem Chel. Sudah cukup kamu ingkar janji selama ini, tolong untuk yang ini kamu gak ingkar lagi." Samuel menatap istrinya lelah. Ia lelah dengan semua kebohongan yang istrinya buat, ia lelah selalu menghindari orang orang yang mengenalnya dulu bahkan teman temannya selalu ia hindari.

"Ada apa Pa?" tanya Bara mencoba mencerna semuanya.

Setelah menghembuskan nafasnya akhirnya Samuel kembali membuka suara, "tolong jangan benci sama Papa, Mama ataupun orang-orang yang nantinya akan kamu ketahui" Bara mengangguk.

Samuel memejamkan matanya mencoba menenangkan fikiranya, "kami bukan orang tua kandung kamu"

Deg!

Bara terkekeh pelan, "Pa aku tau sebentar lagi aku ultah, tapi gak usah nge-prank juga kali"

"Apa kamu melihat kebohongan dimata Papa?"

COMPLICATED || END Where stories live. Discover now