CHAPTER || EMPAT PULUH EMPAT 🖤

2.4K 101 5
                                    

Tandai typo...

Happy reading!!

☠️🏴‍☠️☠️

Ternyata di rumah orang tuanya sudah ada Ezra, Akmal dan Danu yang kini tengah menjenguk Bara. Sebenarnya keadaan Bara tak separah itu sehingga harus mendapatkan perhatian lebih dari teman temannya, tapi kalau mereka maksa Bara gak bisa ngapa-ngapain kan.

"Heh gue gak selemah yang lo pikirin ya!" hardik Bara melirik Akmal sinis. Dari tadi Akmal terus saja mengganggunya.

"Ah elah Bar, baperan amat lo kek cewek," cibir Akmal tak mau disalahkan.

"Kemarin Rama kesini cari lo," ujar Bara mengalihkan atensi Aca dan Alan.

"Katanya nomornya lo blok? Saran gue sih, lo jelasin ke dia baik baik biar gak gangguin lo lagi. Dengan cara lo hindari dia, itu buat semuanya jadi rumit," ujar Bara menjelaskan.

"Hmm"

Bara hanya mendengus mendengar deheman Aca. Ia beralih menatap Alan yang hanya diam.

"Kenapa Lan?" tanya Bara menepuk pelan pundak Alan.

"Gak papa"

"Ca, ambilin minum sana gue haus banget," celetuk Bara enteng membuat sang empu melototkan matanya tak terima.

"Enak aja, lo kan yang tuan rumah," ucapanya sengit.

"Ini juga rumah lo kali Ca kalo lo lupa." Aca hanya nyengir mendengar ucapan Ezra.

Dengan malas Aca mengambilkan minuman untuk teman temannya dan kembarannya.

"Adek?"

Aca menoleh kebelakang, mendapati Dava yang berada di sebelah kulkas. Aca langsung memeluk Dava.

"Kok gak ngasih tahu kalo mau kesini"

"Hehe sekalian jenguk Kenan. aku kira Abang gak dirumah"

"Iya ini juga baru pulang"

"Aku ngasih minuman ini dulu ya"

"Habis itu kesini"

"Dih ngapain?" sewotnya dengan mengkerutkan keningnya.

"Kangen kangenan sama adek kesayangan"

Aca berlalu sambil menggelengkan kepalanya, tak biasanya abangnya seperti ini. Setelah mengantarkan minumannya, kini Aca beralih ke ruang tengah yang sudah ada Dava disana.

"Ada apa bang kayaknya senang banget?" tanyanya memicingkan matanya curiga.

"Kamu masih ingat tetangga kita dulu yang pindah?" Aca menerawang ingatan masa lalunya. Setelah mengingatnya ia mengangguk.

"Abang ketemu lagi?"

Dava mengangguk pelan, "iya." Dava memikirkan sesuatu lalu kembali bersuara, "dek cewek tuh sukanya sama apa?" tanyanya membuat Aca semakin penasaran.

"Emang Abang nanya kayak gitu punya cewek?" ucapnya terkesan meledek Dava.

"Hmm doain aja"

"Siapa bang siapa?" tanya Aca penasaran, pasalnya dulu setiap ada yang mendekati Dava, abangnya itu selalu saja menghindari, bahkan lebih parahnya lagi kalau ada cewek yang terang terangan mengungkapkan perasaannya pada Dava, tak segan segan Dava mencaci makinya didepan umum.

COMPLICATED || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang