3 | Dari Zargan untuk Alara

4.4K 266 203
                                    

ayo kasih komenan sama votenya. aku pengen tau tanggapan kalian sama cerita ini :(

 aku pengen tau tanggapan kalian sama cerita ini :(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Itu apa?"

Diam-diam Alara melirik kertas yang saat ini menjadi fokus Zargan. Namun, cowok itu justru menarik kertasnya sehingga tak dapat terlihat lagi oleh Alara. Perempuan itu akhirnya mengedikkan bahu sekilas dan menaruh setumpuk buku pada meja milik Zargan.

"Bagiin, nih. Hari ini bakalan ada tugas dari Bu Ira."

"Nyuruh-nyuruh lagi lo."

"Yang tadi dipanggil buat ngebagiin buku siapa coba? Lo, 'kan? Kenapa malah lepas tanggung jawab?"

Zargan memainkan bolpoin di antara jemarinya, memutar-mutar dengan tatapan terus tertuju pada Alara. Sementara perempuan itu jelas saja sudah berhasil dibuat kesal. Terbukti dari bibir yang tertekuk sempurna dan juga wajah yang tampil masam.

"Ya, bantuin, kek!"

"Ngapain? Lo 'kan pernah bilang kalo gue adalah orang asing. Jadi, buat apa gue repot-repot membantu orang asing? Mending gue duduk manis di kursi sambil liatin lo ngebagiin buku ke anak-anak kelas."

"Lo—" Alara menatap jengkel ke arah Zargan yang justru disambut senyuman, hangat, tetapi juga terasa menyebalkan.

"Apa?"

Jari telunjuk Alara yang semula terangkat tepat pada wajah Zargan, kini diturunkan kembali. Berganti menjadi kepalan, seolah siap melayang pada wajah menyebalkan milik Zargan. Bayangkan! Apabila mereka benar-benar menikah dan berada dalam satu atap yang sama. Meski wajahnya sama persis dengan Zergan, Alara tetap tak bisa membayangkan bagaimana perasaannya akan dipermainkan oleh cowok itu. Amarah, kesal, dan segala hal yang terasa menyebalkan akan terus menyelimutinya.

Dengan dada naik turun dan juga wajah sedikit kemerahan, Alara mengambil kasar buku yang semula berada pada meja Zargan. Ia berlalu begitu saja, tanpa kata, dan tatap mata tak suka.

Selagi Alara sibuk membagikan buku, Zargan justru asik menyaksikan perempuan itu. Bagaimana wajahnya masih menampilkan raut kesal. Hingga tanpa ia sadari dan tanpa Alara ketahui, ada tawa pelan yang mulut Zargan beri. Dan juga, ada senyum hangat yang menghiasi.

Tanpa Zargan sadari pula, saat ini ia semakin jatuh pada pesona Alara. Dan semua hal yang ada di dalam diri Alara ... Zargan menyukainya.

Tatap mata tajam Alara tertuju pada Zargan ketika ia baru saja usai membagikan seluruh buku teman-teman sekelasnya, tanpa bantuan dari Zargan barang sedikit pun. Jika di dalam novel, sudah dipastikan seorang cowok akan berusaha membantu ketika ada perempuan yang disukainya sedang kerepotan. Tetapi, lain halnya dengan Zargan. Cowok itu justru terlihat bahagia saat melihat Alara sibuk keliling kelas demi membagikan buku.

Alara melempar kasar buku milik Zargan pada mejanya, hingga lagi dan lagi tawa menyebalkan itu terdengar dan merusak ketenangan Alara.

"Bisa nggak, sih, lo, nggak usah nyebelin?"

Zargan ; ANNOYING HUSBAND ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang