5 | Rooftop dan Kisahnya

3.2K 224 126
                                    

"Kamu ini apa-apaan, sih, Zar?!" 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu ini apa-apaan, sih, Zar?!" 

Teriakan dari sang Papa berhasil mengubah suasana di ruang keluarga saat ini, hingga diam-diam Zargan mendecih pelan. Kepalanya berpaling, seolah tak ingin menyaksikan bagaimana amarah menyelimuti papanya. 

"Papa nggak setuju!"

Zargan tahu bahwa keputusannya jelas akan mengundang kekacauan. Bukan hanya antara dirinya dengan kedua orang tua, tetapi juga dengan Zergan. Namun, untuk saat ini Zargan membiarkan mulutnya membungkam. Tak ada kalimat apa pun yang tersusun di kepala, sebagai bentuk pembelaan diri agar amarah papanya tak meledak.

"Zar, ini bukan kesalahan kamu. Buat apa kamu yang bertanggung jawab? Kalo papanya Alara yang minta, kamu punya pilihan buat menolak. Cewek bukan cuma Alara aja, banyak, kok, yang cantik, baik, dan nggak kalah dari Alara. Mama yakin banyak cewek yang mau sama kamu, Zar."

"Zargan nggak peduli, dan apa pun yang terjadi keputusan Zargan nggak akan pernah berubah."

BUG! 

Pukulan kencang mendarat tepat pada rahang Zargan, hingga membuat dirinya hampir saja terhuyung. Seraya menghela napas berat, Zargan menghapus darah pada sudut bibirnya yang nampak sobek. Ada gemuruh dalam dada yang anehnya berhasil meremas paru-paru Zargan. Hingga sesak dapat ia rasakan. Kembali, decihan pelan keluar dari mulut cowok itu. Selalu kekerasan sebagai cara yang dilakukan Rendra demi semua keinginannya terpenuhi. Tetapi, ketika Zergan yang tak mau menurut atau melakukan kesalahan, papanya akan mendadak berubah menjadi sosok super lembut, seraya memberikan berbagai macam kalimat manis sebagai bentuk nasihat belaka.

Tanpa kata, Zargan memilih untuk berlalu, meninggalkan rumah yang rasanya tak pernah memberikan keadilan. Ia tak peduli jika ketika ia kembali nanti, tak ada sambutan baik yang akan ia terima.

To : Alara Geneveive
Siap-siap, gue jemput lo sekarang. Nggak ada penolakan! Lo harus nurut sama calon suami, kalo lo nggak mau kena karma dan berakhir menjadi penghuni neraka.

Zargan memasukkan kembali ponsel pada saku celana. Mengambil helm yang semula dibiarkan bertengger pada stang motor. Lantas, ia melaju dengan kecepatan di atas rata-rata. Tak peduli dengan bahaya yang mengintai saat dirinya melakukan aksi kebut-kebutan di jalan raya yang ramai.

Motor besarnya itu berhenti melaju saat sudah sampai di hadapan sebuah rumah mewah. Pagar yang menjulang tinggi membuat Zargan memilih untuk berdiam diri. Tak ingin menguras tenaga untuk sekadar membuka gerbang. Cowok itu akhirnya mengeluarkan ponsel demi memberi tahu bahwa dirinya telah sampai.

Wajah kesal Alara hampir saja membuatnya ingin tertawa. Namun, hanya berakhir dengan senyum yang diam-diam muncul di balik helm full face-nya. Bagi Zargan, Alara itu serupa warna yang siap menghapus kelam dalam hidupnya. Semua yang dilakukan perempuan itu selalu berhasil membuatnya bahagia. Meski ia tahu bahwa takdir mereka untuk bersama hanya sebuah keterpaksaan. Meski Zargan tahu bahwa tak ada hal spesial di dalam dirinya yang mampu membuat Alara jatuh cinta, hingga perempuan itu lupa pada setiap kenangan yang ia miliki dengan siapa pun yang pernah terang-terangan mengisi hatinya.

Zargan ; ANNOYING HUSBAND ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang