6 | Milik Zargan, Selamanya

4.2K 221 110
                                    

ayo spam komennya, jangan cuma next doang, biar aku semangat kalo dapet komenan lucu kalian :(

Udara di malam hari ini terasa cukup dingin. Semilir angin terus saja menerpa lengan Alara yang tak tertutupi kaus panjang. Tatap matanya terlihat kosong, menyaksikan langit malam tak berbintang. Sementara jauh di dalam kepalanya, tersimpan segala ketakutan yang tak bisa ia hilangkan.

Waktu berjalan begitu cepat, dan keputusan yang dibuat sang Papa sudah bulat. Tak ada lagi yang bisa membantah. Perempuan itu akhirnya menunduk dalam diam, mulutnya pun masih setia membungkam. Kemudian, dilipatnya salah satu kaki hingga tertekuk sempurna dan ia menjadikan lutut sebagai tumpuan dagunya.

Setelah melewati perdebatan panjang, orang tua Zargan akhirnya menyetujui pernikahan mereka dengan tanpa sepengetahuan Zergan. Tetapi, jauh di dalam lubuk hatinya, Alara tidak bisa berbohong bahwa nyatanya ia masih mencintai Zergan.

Helaan napas berat terdengar jelas dari mulut Alara. Ia memejam erat, berharap bahwa dinginnya angin bisa membantu meredakan segala penat di kepala.

"Kamu kok belum tidur, Ra? Besok kalo pas nikah matanya kayak mata Panda, gimana?"

Alara sempat merasa terkejut dengan suara lembut dari sang Mama, namun sebisa mungkin ia kembali mengatur ritme jantungnya. Kiara memang cenderung menganggap Alara masih kecil, sehingga wanita paruh baya itu sering kali lupa untuk mengetuk pintu sebelum masuk ke dalam kamarnya.

"Ada apa? Mau cerita sama Mama?"

Sejenak Alara diam. Suara lembut dari Kiara mampu mengantarkan desiran aneh di dalam dada, hingga rasanya cukup sesak. Mata Alara terlihat lebih dulu merespons segala macam perasaan aneh yang Alara rasa, sehingga cairan bening nampak menghiasi pelupuk matanya. Sekali saja ia mengedip, maka dapat dipastikan bahwa cairan itu akan mengalir bebas di pipi.

"Ara takut, Ma."

Kepala Alara kembali menunduk, dari sekian banyaknya kalimat yang ingin disampaikan—Alara hanya mampu mengeluarkan kalimat singkat yang tak bisa menjelaskan semua yang ia rasa saat ini.

"Apa yang bikin kamu takut?"

"Ara nggak cinta sama Zargan." Alara menjeda kalimatnya, menarik napas sedalam mungkin guna mengurangi kecepatan jantungnya dalam berdetak, "aku takut kalo dengan pernikahan paksa ini, semuanya nggak akan berjalan indah. Aku takut kalo ternyata aku malah ikut nyakitin Zargan. Aku juga takut kalo dengan cara kayak gini, Zergan sama Zargan jadi musuhan. Aku takut kalo ternyata Zargan nggak sayang sama aku, dan berakhir mendapat kekerasan atau mungkin juga pernikahannya kandas dalam waktu yang cepat. Aku nggak mau jadi janda di usia muda."

"Pernikahan ini juga disembunyikan dari Zergan, aku takut banget nyakitin dia, Ma. Zergan pasti bakalan kecewa banget, tapi aku juga nggak sanggup buat bilang soal ini ke Zergan."

Zargan ; ANNOYING HUSBAND ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang