7 | Malam Spesial

3.6K 223 118
                                    

ada yang kangen cerita ini ga? pasti ga ada, sih, ya (:

"Sini kamu, Zargan!" Rendra menarik kerah baju milik Zargan hingga membuatnya kusut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sini kamu, Zargan!" Rendra menarik kerah baju milik Zargan hingga membuatnya kusut. Pria itu terus menggiring tubuh Zargan—menjauhi keramaian.

Raut wajah Rendra terlihat sangat tidak bersahabat. Rahangnya mengatup kuat dengan tatapan tajam yang tak berhenti memandang Zargan. Keluarga dari sang Papa memang merupakan keluarga TNI, sehingga Rendra kerap kali menerima didikan yang keras dari papanya dulu. Namun, sialnya hal itu ikut terjadi kepada Zargan. Ya, hanya Zargan, sementara Zergan menerima perlakuan yang berbeda dari Rendra.

"Kamu pikir saya bener-bener setuju dengan pernikahan ini?"

Ada jeda yang diberikan oleh Rendra, guna mengatur napas yang nampak tak beraturan. Bahkan, kedua tangannya sudah mengepal erat, siap melayang pada wajah Zargan jika sewaktu-waktu ada satu kata bantahan yang keluar dari mulutnya.

"Kalo aja papanya Alara bukan rekan bisnis saya yang paling berperan penting, saya juga nggak akan pernah menyetujui pernikahan ini."

"Mahar yang tadi disebutkan, semuanya saya ambil alih! Kamu nggak akan pernah mendapatkan sedikitpun bagian dari harta kekayaan Wijaya. Yang tadi cuma pencitraan di depan semua orang, biar saya nggak menanggung malu kalo sampe maharnya cuma berupa seperangkat alat salat."

"Saya nggak peduli lagi gimana kamu menanggung beban keluarga sendirian. Gimana cara kamu menafkahi Alara dan merawat anak sialan itu! Dan terakhir, jangan pernah menginjakkan kaki kamu di rumah saya lagi! Saya nggak butuh anak yang suka membangkang!"

Tak ada kalimat apa pun yang terucap dari mulut Zargan. Tubuhnya masih diam di tempat saat Rendra memilih untuk pergi. Diam-diam Zargan tertawa, begitu pelan, yang bahkan hanya dapat terdengar samar oleh dirinya sendiri.

"Zargan?"

Panggilan lembut dari Alara sukses memecah berisik di dalam kepala. Ia lantas memutar tubuhnya dan mendapati raut wajah bingung dari perempuan itu.

"Udah lama di sini?"

Gelengan dari Alara yang diikuti senyum tipis berhasil membuat helaan napas terdengar dari mulut Zargan. Laki-laki itu akhirnya mendekat pada Alara yang masih diam di tempat.

"Kenapa nyariin gue? Kangen?"

Alara mendecih hingga membuat kekehan pelan timbul dari Zargan. Meski sederhana, tetapi bagi Zargan, Alara selalu mampu membuatnya merasa tenang dan bahagia.

"Gue cuma mau minta tolong bantu lepasin jepitan rambut. Dari tadi susah banget dilepasnya, kayaknya nyangkut, deh, sakit juga soalnya kalo gue paksa ngelepas sendiri."

Zargan mengangguk, lantas meminta Alara untuk memutar tubuh. Tangannya bergerak menuju surai hitam milik Alara. Ia berusaha melepaskan jepitan yang tersangkut dengan begitu hati-hati, agar tidak menimbulkan sakit pada Alara.

Zargan ; ANNOYING HUSBAND ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang