44 | Sengaja Bertemu

2.9K 148 9
                                    

Suara alunan musik terdengar mengisi suasana kafe yang sunyi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suara alunan musik terdengar mengisi suasana kafe yang sunyi. Orang-orang tampak sibuk dengan laptopnya masing-masing sehingga jarang yang bersuara, sementara Alara hanya diam seraya menatap foto hasil jepretan anak buah papanya. Salah satu tangannya mengepal erat, bukan karena emosi, tetapi menahan rasa sesak yang entah kenapa datang tanpa diundang.

Menit berikutnya, Alara memutuskan untuk menaruh ponsel di atas meja dan kembali menatap Shellena.

"Zargan udah nggak sayang sama gue, ya, Shell?"

"Nggak mungkin, ah, Ra. Lo, kan, tahu sendiri gimana sayangnya dia sama lo."

"Tadi waktu Zargan pergi, gue nyuruh anak buah Papa ngikutin dia dan berdasarkan laporan dari mereka, Zargan nemuin Anyelir. Dia sampe rela ngeluarin banyak uang cuma buat mengubah penampilan Anyelir jadi lebih cantik."

"Gue tahu kalo gue salah, kalimat gue mungkin terlalu kasar dan bisa nyakitin perasaannya Anyelir, tapi gue kayak gitu bukan karena bener-bener benci dan mau merendahkan Anyelir. Gue cuma takut kalo Zargan terlalu deket sama Anyelir, nanti timbul perasaan. Itu hal yang mungkin aja terjadi, 'kan? Gue juga dulu cinta banget sama Zergan, gue sayang banget sama dia, gue nggak mau kehilangan Zergan, tapi setelah gue sering bareng-bareng sama Zargan, perasaan yang awalnya cuma buat Zergan, lama-lama berpindah. Gue takut Zargan juga bakalan gitu."

"Zargan sampe bisa marah-marah ke gue demi belain Anyelir, padahal bisa, kan, kalo ngomongnya pake cara yang lebih baik? Dia pasti udah nggak sayang sama gue karena gue jelek banget, 'kan, Shell? Cewek kalo udah melahirkan suka lebih jelek, 'kan? Badan gue nggak sebagus dulu."

"Kata siapa? Sahabat gue ini selalu kelihatan cantik, bahkan tanpa make up pun masih tetep kelihatan cantik. Setelah punya anak, lo justru jauh lebih cantik, Ra, aura keibuan lo mulai keluar."

Alara memilih untuk menyesap minuman yang masih banyak. Perasaannya begitu campur aduk, apalagi setelah melihat rasa peduli Zargan yang begitu tinggi terhadap Anyelir. Lantas, Alara mengambil ponselnya kembali untuk menunjukkan foto kiriman anak buah papanya.

"Cantik, ya? Jauh lebih cantik dari gue, 'kan? Zargan pasti bakalan suka."

"Masih lebih cantik lo, Ra, bahkan kayaknya sekalipun badan lo penuh lumpur juga bakalan tetep kelihatan cantik."

Alara tertawa pelan, Shellena memang suka berlebihan dalam memuji orang, tapi biar begitu, Shellena adalah sahabat terbaik yang Alara miliki.

"Gimana kalo pake jalur damai aja, Ra? Kita temuin Anyelir, ngomong baik-baik. Gue rasa dia juga bakalan ngerti."

"Dia pasti lagi sama Zargan."

"Enggak, tadi Galen ngabarin gue kalo mereka lagi di markas dan ada Zargan juga. Dia emang sempet pulang ke apartemen, tapi karena nggak ada lo, dia milih ke markas."

"Tolong tanyain ke Galen, dong, Shell. Gue lupa alamat rumahnya Anyelir, dulu pernah ke sana, sih, tapi cuma sekali."

"Omong-omong, Langit di mana? Kok, nggak lo bawa?"

Zargan ; ANNOYING HUSBAND ✔Where stories live. Discover now