43 | She Look Pretty

3.1K 135 23
                                    

"Kamu, kok, tadi gitu sama Anyelir, Ra? Dia cuma mau nyentuh Langit doang, loh, lagian tangan dia juga bersih, nggak akan bikin Langit sakit atau gimana-gimana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu, kok, tadi gitu sama Anyelir, Ra? Dia cuma mau nyentuh Langit doang, loh, lagian tangan dia juga bersih, nggak akan bikin Langit sakit atau gimana-gimana."

Alara meletakkan beberapa belanjaan yang semula Zargan letakkan di lantai, pada meja ruang tamu dengan kasar hingga menimbulkan bunyi. Tatapan matanya terlihat tajam, kemudian ia memilih duduk di kursi tanpa membalas perkataan Zargan. Alara tampak sibuk membuka plastik dan memeriksa belanjaan tersebut.

Zargan ikut duduk di sebelah Alara, terkadang sikap egois yang Alara miliki sering kali membuat Zargan merasa lelah. Perempuan itu cenderung tidak bisa mengontrol ucapannya dan menyakiti perasaan orang lain dengan cara seperti itu.

"Aku lagi ngomong sama kamu, Ra."

"Aku juga tahu, aku nggak tuli."

"Terus kenapa nggak dijawab?"

Alara menghela napas kasar, lantas menoleh pada Zargan yang saat ini sedang mengusap lembut bagian kepala Langit, berusaha mengantarkannya ke alam mimpi.

"Kenapa harus selalu Anyelir, sih, Zar? Kamu suka sama dia makanya belain terus?"

"Bukan gitu, Ra, tapi kalimat kamu itu terlalu kasar. Anyelir juga punya perasaan, nggak seharusnya kamu ngomong seenaknya gitu. Kamu tahu? Kamu kelihatan angkuh dan aku nggak suka. Coba kalo kamu ada di posisi Anyelir, sakit nggak kalo digituin? Kamu bisa cantik, kelihatan bersih, rapi itu karena kamu anak orang kaya, Ra. Kalo kamu harus berjuang mencari uang kayak Anyelir, belum tentu kamu bisa berpenampilan kayak sekarang."

"Emang dasarnya kamu suka sama dia, 'kan? Kamu sampe bisa ngomong gitu karena emang ada perasaan, 'kan?"

"Lagian, aku bicara sesuai fakta. Dia emang dekil, jelas banyak kuman di tangannya dan aku nggak mau kalo Langit kenapa-kenapa karena disentuh tangan kotornya. Terus apa masalahnya? Langit anak aku. Jadi, mau gimana aja cara aku melindungi Langit, ya, itu terserah aku."

Zargan terkekeh pelan. "Ya, kamu emang selalu egois, Ra. Sampe sekarang kamu masih menganggap aku orang asing, 'kan? Kamu nggak pernah mau diatur sama aku sekalipun itu demi kebaikan kamu. Aku juga tahu kalo Langit anak kamu, bukan anak aku. Jadi, aku nggak ada hak apa pun soal Langit, 'kan?"

Zargan memutuskan untuk bangkit, ia meletakkan Langit sscara perlahan pada pangkuan Alara. Hal itu tentunya mengundang tatapan dari Alara.

"Aku mau kerja dulu, aku takut nggak bisa mengontrol emosi kalo aku diem di sini terus. Aku harap kamu bisa introspeksi diri kamu, Ra. Aku nggak mau kamu selalu jadi orang yang egois. Hidup ini bukan cuma tentang gimana perasaan kamu aja, tapi kamu juga harus bisa menghargai perasaan orang lain, Ra. Mau kondisi ekonominya jauh di bawah kamu, merendahkan orang lain itu tetep nggak bisa diwajarkan."

"Kerja atau mau nemuin Anyelir?"

"Kalo aku nemuin Anyelir juga bukan urusan kamu."

Bola mata Alara langsung terbuka lebar, tetapi Zargan tidak peduli. Laki-laki itu memilih untuk meninggalkan Alara begitu saja.

Zargan ; ANNOYING HUSBAND ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang