36 | Pulihnya Hubungan

2.6K 147 23
                                    

Alara terbangun dari tidurnya ketika  tangan Zargan bergerak dalam genggamannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alara terbangun dari tidurnya ketika  tangan Zargan bergerak dalam genggamannya. Ia sempat mengejapkan mata beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk. Tidur dalam keadaan duduk dengan perut yang sudah semakin membesar, ternyata cukup mampu membuat tubuhnya terasa lebih pegal. Saat Alara menyadari bahwa Zargan sudah sadar, matanya membulat sempurna dan ia langsung memeluk tubuh Zargan.

Ia baru bisa tidur setelah Subuh karena semalaman pikirannya tidak tenang, selalu timbul pemikiran-pemikiran negatif mengenai keadaan Zargan dan status hubungan mereka setelah ini. Namun, senyuman Alara seketika menghilang saat Zargan menjauhkan tubuhnya. Alara menatap Zargan yang juga sedang menatapnya, tetapi Alara tidak mengerti dengan tatapan Zargan. Ada rasa kecewa karena Zargan bersikap seolah ia tidak ingin Alara memeluknya. Helaan napas pelan akhirnya terdengar dari mulut Zargan. Suasana di ruangan serba putih yang berukuran cukup luas ini tampak canggung.

"Jangan peluk gue." Kalimat yang Zargan lontarkan cukup pelan, tetapi Alara masih bisa mendengarnya. Tatap mata Alara seketika tertuju pada Zargan. Berusaha mencari raut marah atau benci pada wajah Zargan yang pucat, tetapi nihil.

"Badan aku masih sakit semua, kalo kamu peluk makin kerasa sakitnya."

"Maaf, aku refleks."

Pandangan Zargan saat ini tidak tertuju pada Alara. Ia memilih untuk menatap jendela kamar yang terbuka, menampilkan gedung-gedung di sekitar rumah sakit.

"Perut kamu kosong, Zar. Kamu harus makan dulu, terus minum obat, biar cepet sembuh."

Alara mengambil wadah yang di dalamnya terdapat sekat, pemisah antara makanan dan nasi untuk Zargan. Tangan Alara bergerak ragu, menyodorkan satu sendok nasi dan sayur kepada Zargan. Namun, laki-laki itu memilih untuk mengubah posisinya menjadi duduk meskipun ringisan sempat terdengar dari mulutnya. Zargan mengambil alih wadah tersebut dari tangan Alara.

"Aku bisa makan sendiri." Kalimatnya terdengar dingin dan Zargan berbicara tanpa menatapnya.

"Semalem Zergan bilang mau ngobrol banyak hal sama kamu, aku boleh ngasih tahu ke Zergan kalo kamu udah sadar? Siapa tahu yang mau dia omongin itu penting, tapi nggak sekarang, biar kamu istirahat dulu."

Zargan mengabaikan perkataan Alara hingga suara lain mengisi pendengaran mereka. Galen, Antariksa, dan Keenan tampak berjalan mendekati mereka. Raut wajah Zargan langsung berubah, hangat. Tidak seperti saat ia bersama dengan Alara.

"Wah, ini beneran si Kenzo yang mukulin lo sampe masuk rumah sakit, Zar?" Galen mulai menyingkirkan hening di ruangan tempat Zargan dirawat.

"Iya, mereka keroyokan dan memanfaatkan kelemahan gue."

"Emang anjing si Kenzo! Pengecut dia, Zar! Harusnya lo telepon si Anta, dia ahli dalam bela diri."

"Kenapa nggak lo aja?"

"Nggak bisa gue, muka ganteng ini takut ternodai sama luka-luka kayak lo gitu."

"Untung ada Alara, Zar. Kalo enggak, kayaknya lo udah mati, deh." Perkataan Keenan barusan, berhasil membuat Zargan menoleh pada Alara, sementara perempuan itu memilih untuk menunduk.

Zargan ; ANNOYING HUSBAND ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang