"Pengkhianat harus mati!"
Karena kejadian pada malam hari itu, tepatnya saat Alara tak sadarkan diri. Berbagai masalah mulai menghampiri hingga ia harus rela menikah dengan kembaran dari kekasihnya sendiri.
Ia bertekad untuk membalaskan dendam pada...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Capek banget! Apalagi pas tahu ternyata suami pernah nginep di rumah cewek lain selama berhari-hari! Jangan-jangan udah punya rasa lagi." Alara melipat tangannya di depan dada usai membanting kasar bokongnya pada ranjang. Tatap matanya tertuju pada Zargan yang sedang sibuk melepas jaket berlogo Dravagos di belakangnya. Laki-laki itu terlihat tidak terlalu menanggapi ucapan Alara dan berhasil membuat Alara berdecak kesal.
"Ish! Nggak dipeduliin!"
"Emang ada cowok ganteng yang nggak setia?"
"Banyak kali! Karena ngerasa ganteng terus ngerasa banyak yang suka. Jadi, nggak cukup dengan satu cewek!"
"Kalo gitu mending aku ke rumah Anyelir, biar nggak dimarahin mulu."
Zargan bersiap untuk mengambil kunci motor yang diletakkan di nakas samping Alara. Menyadari hal itu, Alara langsung menahan pergerakan Zargan dan memeluk lengannya sembari merengek pelan.
"Bercandaa ...." Alara sengaja menempelkan pipinya pada lengan Zargan dan terus melakukan itu hingga berhasil mengundang tawa dari Zargan.
"Zargan, kita nonton drama, yuk!" Alara sudah turun dari atas ranjang dan berjalan menuju meja belajar. Ia kemudian mengambil laptop dengan logo apple kecil dan kembali duduk di ranjang. Bersiap untuk mencari drama yang sekiranya bisa ditonton bersama dengan Zargan.
"Drama apa? Hidup kita aja udah terlalu banyak drama, Ra."
"Drama Korea."
"Aku udah nonton Business Proposal sampe episode 10. Jadi, langsung ke episode 11 aja, nggak apa-apa, ya? Anggap aja kamu ngerti sama alurnya."
"Iya, terserah istrinya Zargan aja. Sebagai suami yang baik, ngikut aja apa kemauan istrinya karena kalo lagi hamil gini pasti apa-apa dijadikan bahan buat ngidam, padahal aslinya bukan. Iya, kan, Ra?"
Namun, Alara tidak menanggapi perkataan Zargan. Netranya sudah fokus pada layar laptop yang sepertinya jauh lebih menarik daripada Zargan. Begitulah ciri-ciri manusia yang tidak bersyukur. Sudah diberikan suami yang super tampan, tetapi malah lebih suka memandangi ketampanan artis melalui layar laptop atau ponsel.
Setelah beberapa saat Zargan lebih fokus dengan ponsel, ia memutuskan untuk ikut menonton karena merasa tertarik dengan aksen yang mereka ucapkan. Namun, selang beberapa menit kemudian, Zargan terdiam saat melihat adegan kissing yang dilakukan oleh pemain. Alara yang menyadari hal itu, langsung menutup laptopnya dan berusaha menyembunyikan rasa malu.
Zargan menggeleng pelan, sedangkan Alara masih membuang pandangan. Tidak ingin melihat wajah Zargan.
"Ternyata tontonannya Ara kayak gini."
Zargan menggeleng lagi, kemudian menyingkirkan laptop dari hadapan Alara. Zargan merebahkan tubuhnya dengan posisi miring dan satu tangannya digunakan untuk menahan bagian kepala. Zargan sengaja melakukan itu agar bisa melihat wajah Alara yang saat ini semakin salah tingkah.
