28 | Timbul Rasa

2.2K 163 54
                                    

Alara selalu terlihat seperti biasanya, menggunakan sepatu boot wanita berwarna hitam dengan jaket hitam yang melekat pada tubuhnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Alara selalu terlihat seperti biasanya, menggunakan sepatu boot wanita berwarna hitam dengan jaket hitam yang melekat pada tubuhnya. Penampilan Alara memang jarang sekali terlihat seperti perempuan feminin, paling-paling hanya ketika ia menginginkannya. Namun, hal itu justru mampu membuatnya tampak menarik. Apalagi, ketika dirinya duduk di atas jok motor besar milik Zargan. Keduanya sering kali berhasil mencuri perhatian orang-orang di jalan yang mereka lalui.

Alara turun dari atas jok motor ketika Zargan sudah berhenti di depan bangunan cukup besar. Dilepasnya helm yang memang sengaja digunakan demi keselamatan hingga angin langsung menyambut rambut panjang kecokelatan milik Alara. Lantas, perempuan itu merapikan rambutnya yang berantakan akibat terpaan angin tadi, menyerahkan helm tersebut pada Zargan, dan menatap ke arah markas yang terdengar cukup ramai.

"Emang nggak apa-apa bawa cewek ke markas?"

"Nggak ada yang salah, kan, kalo sekali-kali pamerin istri di depan temen? Biar mereka iri, soalnya nggak punya cewek secantik Ara."

Alara tertawa pelan, rasanya masih begitu aneh jika Zargan memujinya dengan kalimat seperti itu. Bayangan akan pertengkaran kecil yang sering terjadi di setiap harinya, ketika mereka belum menyandang status sebagai pasangan suami istri kerap kali muncul dalam benaknya. Bagi Alara, semua itu terasa lucu, mengingat hubungan mereka sejak dulu hanyalah sepasang musuh yang mungkin saja tak akan pernah bisa akur.

Lantas, Zargan menggenggam tangan Alara dan membawanya masuk ke dalam markas. Alara dapat melihat dengan jelas bagaimana aksi tawa mereka berhenti saat melihat Zargan tiba bersama dengan Alara.

"Gue kembali!" kata Zargan dengan suara sedikit lantang, ia memang nyaris tidak pernah menginjakkan kaki di markas lagi semenjak harus bekerja demi memenuhi kebutuhannya dan Alara.

"Zargan! Gue kangen banget sama lo!"

Siapa lagi kalau bukan Galen? Cowok yang tampaknya memiliki kelainan ketika bersama Zargan. Cowok itu bahkan sudah hampir memeluk tubuh Zargan kalau saja Zargan tidak sigap mencegah hal itu.

"Lo balik ke sini cuma buat ngebucin di depan kita, Zar?" Kenzo mencibir, wajahnya terlihat tidak suka dengan kehadiran Alara. Sementara itu, Alara hanya memutar bola matanya seraya bersedekap. Di antara teman-teman Zargan, Kenzo memang satu-satunya orang yang tidak Alara sukai. Selain karena sikapnya yang sok cuek, sedikit angkuh, Kenzo juga terlalu temperamen.

"Kagak. Nanti agak siang, gue mau ngajak kalian ke tempat biasa. Sekarang kita siapin dulu apa aja yang harus dibawa."

"Serius, Zar?! Gue kangen banget sama anak-anak itu!" Pertanyaan antusias dari Galen dihadiahi anggukan oleh Zargan.

"Silakan duduk, Nyonya Alara." Salah satu teman Zargan terlihat membersihkan kursi sebelum mempersilakan Alara untuk duduk di sana. Rasanya sedikit berlebihan, apalagi ketika mereka memberikan Alara minuman yang baru saja dibeli oleh beberapa dari mereka.

Zargan ; ANNOYING HUSBAND ✔Where stories live. Discover now