20 | Interaksi Sederhana

2.2K 179 13
                                    

Semenjak memutuskan untuk tinggal berdua dengan Alara, hidup Zargan nyaris tidak mengenal kata santai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Semenjak memutuskan untuk tinggal berdua dengan Alara, hidup Zargan nyaris tidak mengenal kata santai. Perkataan papanya beberapa waktu lalu rupanya bukan hanya omong kosong, semua fasilitas yang seharusnya menjadi milik Zargan—benar-benar diambil alih. Namun, Zargan juga tidak terlalu peduli.

Zargan menikmati apa yang ia rasakan sekarang, di mana dirinya harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Sebenarnya, papa Alara tidak pernah lepas tanggung jawab, hanya saja Zargan selalu berusaha menolak halus jika Xander ingin membiayai seluruh hidup mereka. Zargan hanya merasa bahwa dirinya memiliki kewajiban untuk menjamin hidup Alara. Mau tidak mau, Zargan juga mengurangi banyak waktunya untuk Dravagos.

Keributan antara dirinya dengan Kenzo—wakil dari Dravagos—sering kali terjadi. Zargan dianggap tidak becus dalam memimpin gengnya sendiri. Hingga akhirnya, hari ini Zargan mengalah. Waktu libur yang seharusnya bisa digunakan oleh Zargan untuk mencari uang, menjadi terbuang hanya untuk balapan.

Zargan menghela napas kasar, dia terlihat masih sibuk menggunakan sarung tangan. Namun, antusias tampak tidak ada dalam diri Zargan, padahal balapan adalah hal yang paling disukainya.

Tatap mata Zargan berpindah pada Guntur yang berada di sebelahnya. Cowok itu terlihat jelas sedang meremehkan Zargan.

"Sebelum kita tanding hari ini, lo mau minta apa dari gue? Siapa tahu aja gue mau mengalah buat lo. Lumayan, kan, bisa buat lo makan sehari-hari. Gue sebenernya kasihan sama lo, Zar. Hidup lo jadi menderita cuma karena memutuskan buat menikah sama si jalang Alara."

Kalimat sederhana itu berhasil membuat amarah Zargan memuncak. Ia tidak terima jika ada yang menilai Alara dengan cara yang begitu rendah. Zargan turun dari atas motornya, menarik ujung jaket milik Guntur hingga membuat cowok itu tertawa pelan.

"Nggak usah macem-macem lo sama gue!"

Guntur berdecih pelan, lantas menepis tangan Zargan yang masih mencengkeram jaketnya. Lebih buruknya lagi, Guntur membersihkan jaketnya dengan sapu tangan yang selalu ia bawa, kemudian membuang sapu tangan itu, seolah tangan Zargan begitu menjijikan.

"Takut ketularan miskin."

Guntur ikut turun dari jok motor. Berdiri di hadapan Zargan dengan menyisakan jarak yang lumayan jauh.

"Lo mau tahu sesuatu, nggak?" Guntur menjeda kalimatnya, ia sengaja menunggu reaksi dari Zargan sebelum akhirnya ia kembali tertawa, yang terdengar begitu meremehkan.

"Badannya Alara bagus, lo sebagai suaminya udah pernah lihat jelas belum?"

Pukulan kencang akhirnya mendarat pada rahang Guntur, membuat cowok itu kehilangan keseimbangan dan nyaris terjatuh.

"Gue tahu ini cuma akal-akalan lo doang. Gue bakalan nyari tahu yang sebenarnya, kalo emang beneran lo pelakunya maka gue pastikan lo akan membusuk di penjara."

"Semoga gue yang membusuk di penjara, bukan lo."

Guntur kembali naik pada jok motornya, memakai helm, dan fokus menunggu arahan untuk memulai pertandingan. Sementara Zargan, masih diam hingga beberapa saat sebelum memutuskan untuk kembali pada motornya.

Zargan ; ANNOYING HUSBAND ✔Where stories live. Discover now