30. Hal Manis

3.1K 335 3
                                    

~~~~~

Selamat membaca
Monggo enjoy

~~~~~

WayV – King of Hearts

~~~~~

“Terlalu sibuk membicarakan kekurangan mereka hingga kita sendiri pun lupa dengan porsi kita.”

~~~~~

Suara klakson mobil memenuhi gendang telinga Venna, perempuan itu membuka mata dengan susah payah berusaha menyesuaikan pandangan mata. Seolah tersadar dengan peristiwa yang baru saja terjadi, Venna menatap sang suami dengan pandangan bersalah yang teramat dalam.

“Maafkan aku Mas, aku minta maaf.”

Kepala Kuncoro menoleh sebentar, kembali memasukkan gigi mobil untuk menambah kecepatan. “Tidak apa sayang, mas tau jika kau lelah.”

“Mas yakin tidak apa-apa?”

“Gak papa sayang, udah lanjut tidur aja.”

Venna menggeleng, mengambil tangan sang suami untuk dikecup. “Aku ketiduran tadi Mas, mobilnya enak banget.”

“Enak bagaimana?” tanya Kuncoro bingung.

“Ya enak, gak goyah sama sekali. Tadi sebelum naik ke tol kan ada polisi tidur, Mas nyetirnya cepet banget tapi gak kerasa kalau lagi lewat di atas polisi tidur.”

Respon sang suami yang hanya mengangguk singkat membuatnya mengigit bibir bawah dengan canggung, dirinya ini memang tidak tahu menahu tentang jenis-jenis mobil yang ada di pasaran. Walaupun bayarannya lebih dari cukup untuk membeli sebuah Alpard, namun dirinya lebih memilih nyaman menggunakan Ayla. Empat tahun bersama Ayla membuat hidupnya lebih berwarna.

“Lima ratus meter lagi ada rest area Mas, kita istirahat yah.”

“Iya sayang,” ucap Kuncoro dengan mengangguk.

Perjalanan mereka selama berangkat hingga berada di titik ini cukup nyaman, tidak ada kendala apapun. Jalan tol yang kosong membuatnya mobil yang ditumpanginya melaju dengan cepat, menyalip beberapa mobil yang sepertinya merasa insecure melihat mobil jenisnya ini. Suaminya ini memang dapat pamer di waktu yang tepat.

“Ayo buruan, Mas yang jadi imam.” Venna mengangguk, mengambil mukena miliknya dan bergegas melaksanakan sholat dzuhur. Selepas melaksanakan kewajibannya, kedua cucu Adam itu berjalan bersama menimang makanan untuk makan siang mereka.

“Mas mau makan apa?”

“Mas sebenanrnya hanya ingin makan masakanmu.”
Kepala perempuan itu menggeleng dengan cepat, menolak permintaan sang suami. “Kalau nunggu kita sampai di Surakarta yang ada Mas keburu kena maag, belum lagi aku masaknya kan ada setengah jam,” Venna menatap sang suami dengan lembut. “Kali ini kita makan seadanya aja yah, mulai besok dan seterusnya aku yang masak buat Mas,” tambahnya.

Dengan berat hati Kuncoro mengangguk, mengikuti sang istri yang sudah menarik tangannya menuju tempat makan soto Lamongan. Memesan 2 porsi dengan jeruk hangat dan 2 botol air mineral dingin. “Mau kemana?” tanya Kuncoro melihat Venna yang bangkit dari duduknya.

“Mau bakso beranak, boleh kan?”

“Jangan yang pedas.”

Venna hanya tersenyum mendengar perintah Kuncoro, mengangkat jari telunjuk dan tengah membentuk huruf V. “Gak janji yah,” ucapnya dan segera berlari menuju tempat bakso.

KuncoroWhere stories live. Discover now