34. Tamparan Keras

3.4K 374 0
                                    

~~~~~

Selamat membaca
Monggo enjoy

~~~~~

NCT U – Without You

~~~~~

“Ingatlah bawah siapapun bisa jadi apapun.”

~~~~~

“Yaampun Venna!”

Perempuan bernama Venna itu membalikkan tubuh, menatap dengan bingung sosok pria tampan di belakangnya. Apakah dia mengenalnya?

“Maaf anda siapa ya?” tanya Venna dengan sopan.
Pria itu berdecak kesal, menoyor kepala Venna dengan tidak sopannya. Sedangkan Venna menatapnya dengan shock, hei inikah kesan pertama seseorang yang bertemu dengan saudara yang lama tidak berjumpa?

“Lo gak inget sama gue?”

Kening Venna terlipat, dia ini sedikit pikun tentang mengingat hal-hal yang tidak penting. Jika dia tidak mengingat pria didepannya ini, maka sudah dipastikan jika pria tampan ini termasuk dalam jajaran orang tidak penting dalam hidupnya. “Haduh Mas sebaiknya jujur aja deh, saya ini pikun.”

“Wawan.”

Wawan, WanWan seperti hero di permainan online? Tuggu sebentar, dia memiliki teman bernama Wawan? Tidak ada, lalu siapakah Wawan ini?!
Venna sudah mulai frustasi, membuka mulut tidak percaya saat mengingat sosok mantan yang bernama Wawan. Masyaallah kenapa pria itu menjadi tampan? Serum apa yang dia gunakan untuk merawat tubuh dekil di masa lalu itu? Venna menggeleng, jika serum saja sepertinya tidak cukup. Mantannya ini mungkin sudah melakukan operasi plastik dan melakukan suntik putih hingga bisa sebersih ini.

“Mas mantan yah?”

Plak

Tepukan keras mendarat di bahu Venna, membuat perempuan itu kembali membuka mulutnya tidak percaya.

“Gue sepupu lo goblok,” ucap pria bernama Wawan dengan datar. Dia sendiri tidak habis pikir bagaimana bisa penyakit lama Venna masih menempel di tubuh yang sudah dewasa. Memang perempuan ini tidak bisa dihandalkan jika sudah menyangkut hal-hal mistis. Ya mistis karena mengingat hal yang berbau pesugihan daripada hal yang berbau kekeluargaan.

Venna terdiam sejenak, mengingat berbagai sepupunya berjumlah lebih dari sepuluh dengan hati-hati. Setelah mengabsen dari yang tertua ke yang termuda, Venna mengingatnya dengan jelas bahwa benar jika di depannya ini Wawan sang saudara. Anak dari kakak ayahnya yang sangat tengil, masyaallah pria ini menunjukka progres yang luar biasa.

“Yaampun Mas Wawan!”

Wawan menerima pelukan sang saudara dengan sayang, menepuk punggung perempuan di depannya dengan pelan. “Lo sama siapa kesini?”

“Sama suami aku Mas, Mas sendiri sama siapa?”

“Sama temen kantor, oh iya Ve mas minta maaf gak bisa dateng ke acara pernikahan lo. Lo tahu kan mas sibuk banget sejak pindah dinas, mas tuh kadang-kadang suka mikir siapa ya yang nunggu mas di rumah, yang buatin mas makan, yang naikin suasana hati mas, eh kok malah curhat sih.”

Venna terkekeh pelan. “Mas mau aku cariin jodoh?”

“Ya gimana yah, temen-temen mas udah nikah semua, malah mantan mas yang dulu udah punya anak. Mas malu dong umur segini belum nikah-nikah, nanti dikira gak laku lagi.”

“Ya makanya tadi kan aku nawarin, Mas mau aku cariin jodoh?”

“Boleh sih, tapi yang sesuai kriteria mas.”

KuncoroWhere stories live. Discover now