05. Om Zarko Galau

149 5 0
                                    


Halo! Terima kasih sudah sampai di sini. 🤗


Usai sarapan, Evan mencuci piring. Sementara Pony, bersiap untuk mandi dan ganti seragam.

"Kakak bukannya mau sibuk juga?" tanya Pony ketika mereka siap berangkat. Evan memberikan helm pada sepupunya.

"Enggak, kok," jawabnya santai sambil menyiapkan motor.

"Ya, sebenarnya aku bisa berangkat sendiri, Kak."

"Masa nggak mau dianter? Udah nggak pa-pa."

"Iya. Iya, makasih, Kak."

Mereka pun berangkat. Pony membantu menutup pagar. Lalu Evan melajukan motornya. Keluar menuju jalan raya, dan mereka pun sampai setelah menempuh perjalanan sekitar dua puluh menit.

Evan menghentikan motor di depan gedung sekolah. Membiarkan Pony turun. Lalu gadis itu melepas helm, memberikannya pada Evan.

"Makasih, Kak."

"Sama-sama. Nanti kalau mau pulang kabarin aja, biar aku jemput," kata Evan.

"Hah? Emang Kakak libur?" tanya Pony terkejut. Dia tidak mengira kalau Evan akan segera berangkat ke kampusnya di luar kota.

"Iya. Aku ada perlu, sekalian mau ketemu Papa."

"Oh, gitu. Kalau gitu Pony masuk dulu."

"Ati-ati, ya. Sekolah yang pinter!" pesan Evan sambil mengusap kepala Pony. Padahal dia masih duduk di atas motor, tetapi mudah saja bagi Evan untuk meraih kepala Pony.

"Iya, siap, Kak!"

Pony tersenyum, seperti biasa begitu tulus. Diikuti sikap sempurna, seperti sedang ekskul Pramuka.

"Ya udah, sampai nanti."

Pony berbalik, segera masuk ke area sekolah. Sementara itu, Evan pun berlalu. Pony merasa senang, bahwa tadi malam Evan tidak bertengkar dengan Tante Yana. Atau, iya, tapi dia tidak mendengarnya?

Yang jelas, semalam, karena kelelahan dia tidur dengan begitu nyaman. Pulas, bahkan tanpa bermimpi. Pagi ini, dia siap menjalani hari dengan hati yang ceria.

Pony tidak tahu saja, kalau ada bahaya yang menghadangnya.

***

Pony merasa senang. Sahabatnya yang kemarin marah, kembali bersikap baik padanya. Violet mau duduk di sampingnya lagi. Bahkan cewek itu mentraktirnya makanan saat jam istirahat.

"Maafin gue kemaren, ya," ucap Violet saat mereka duduk bersama menunggu jam pelajaran.

"Lo nggak salah, kok, Vio," jawab Pony polos. Membuat Violet mengangguk mengiyakan.

"Jadi, kita bisa berteman lagi?" tanya Pony ragu-ragu.

"Bukan cuma berteman, Pony."

Mendengar jawaban itu, tiba-tiba jantung Pony berdebar-debar. Bukan cuma teman, yang Vio bilang. Apakah cewek itu menganggap Pony keluarga? Mungki ... mama tiri.

Ah! Betapa senangnya. Pony segera ingin melompat-lompat. Wajahnya terasa panas. Mata Pony membulat memandang Violet. Dia tidak percaya akan apa yang akan Violet katakan.

"Mmm-maksud lo?" Pertanyaan itu pun meluncur begitu saja dari mulut Pony.

Violet memicingkan matanya. Memajukan bibir, seperti orang yang kesal.

"Iya kita kan, sahabatan Pony!" jawab Violet menegaskan. Seketika itu pula, Pony jadi malu pada dirinya sendiri karena telah berpikir terlalu jauh.

"Eheheee, iya."

Dinikahi Duda Tampan (Tamat)Where stories live. Discover now