10. Sadarkah kau wahai hati?

109 6 0
                                    


Halo, Sobat Gorgeous 😘
Selamat membaca. Semoga terhibur, dan jangan lupa vote dan komennya ya!

Terima kasih.

Siap untuk part 10?

Zarko dan Evan berhadapan. Bahkan, papanya Violet mendekat, memangkas jarak di antara keduanya. Menunjukkan kalau dia sama sekali tidak takut pada ancaman Evan.

"Van ... Evan, apaan, sih?" ucap Pony menyela, mencoba menjauhkan Evan dari Zarko.

"aku nggak mau ngebiarin orang yang udah bikin kamu sakit, Pony!"

"Udah, aku nggak pa-pa!" Sekuat tenaga Pony mencoba menarik Evan. Namun, karena belum pulih benar, dia terjatuh.

Zarko refleks berjongkok di dekat Pony, berusaha membantunya berdiri.

"Kamu nggak apa-apa?" ucapnya dengan canggung. Sebab, pria itu bingung sendiri dengan status hubungan mereka sekarang.

Tanpa diduga-duga, Evan malah mendorong Zarko hingga terjatuh. Membuat Pony membentaknya.

"Apa-apa sih, Evan!"

Violet yang jengkel pun segera membantu papanya. Lalu menarik pria itu untuk pulang.

"Ayo, Pa," ajaknya dengan wajah muram.

"Vio ..."

"Ayoook, pulang."

Zarko terpaksa menuruti putrinya. Mereka berdua berjalan menjauhi Evan dan Pony. Ketika jarak mereka semakin jauh, Zarko menoleh untuk memandang Pony yang juga sedang menatapnya.

Sepasang mata mereka bertemu dalam waktu yang sangat singkat.

"Buruan, Papa!" tegur Violet yang sangat jengkel.

Mereka segera masuk ke dalam rumah. Zarko segera ke dapur untuk minum. Violet mengikutinya.

"Papa!"

"Iyaaa."

"Apa Vio bilang, Pa? Nggak seharusnya Papa pacaran sama Pony, kan?" tuturnya memulai ceramah. Karena Papa tetap diam, Violet melanjutkan ceramahnya.

"Pa, kejadiannya nggak bakalan kayak gini kalau Papa pacaran sama orang yang bener. Emang rusuh kalau urusan sama bocil, udah Vio ingetin juga."

Zarko menahan tawa ketika mendengar Violet menyebutkan kata bocil. Sambil bertanya dalam hati, apakah putrinya tidak sadar kalau dirinya sendiri juga termasuk bocil?
Di sisi lain, pria itu juga tidak menyalahkan Violet. Apa yang dikatakannya, tidak sepenuhnya salah. Memang ribet berurusan dengan Pony dan Evan.

"Coba, Pa, kalau tadi Papa sampai kepancing terus gebukin anak orang. Wah! Bisa bahaya. Masa depan Papa--"

Violet berhenti, dia menutup mulutnya sendiri yang terbuka karena terkejut.

"Masa depan kita, Pa, masa depan kita bisa hancur!"

Zarko masih menyimak, ketika Violet masih ingin memuntahkan kekesalannya. Tidak ada hal yang lebih baik, saat seorang wanita bicara selain mendengar dan memberikan respons seperlunya.

"Apa kata para tetangga coba? Apalagi kalau sampai tersebar di sosial media! Wah, hancur, Pa!"

Violet melebih-lebihkan nada dan ekspresinya. Semata agar Papa sadar, dan mulai berpikir untuk meninggalkan Pony sebagai masa lalunya.

"Iya, Vio. Papa minta maaf," ucap Zarko santai.

"Baiklah, Vio terima permintaan maaf Papa."

"Lagipula, tadi Papa nggak terpancing. Mana mungkin kan, Papa melakukan kekerasan kepada anak orang."

Dinikahi Duda Tampan (Tamat)Where stories live. Discover now