17. Mimpi Aneh

73 5 0
                                    

Halo! Terima kasih atas kunjungan Sobat. Jangan lupa tinggalkan jejak, vote, komen juga ya. Supaya Mimin makin semangat nulisnya.

Selamat membaca!

-17

Sekembalinya dari camping di pantai, hubungan Zarko dan Violet menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Sebagai tindak lanjut atas kegiatan mereka di akhir pekan itu, Zarko berjanji akan lebih sering meluangkan waktu bersama.

Sekarang yang ada di pikirannya, adalah Pony. Gadis itu, semakin jauh dari jangkauannya, dan bila Zarko membiarkan terlalu lama mungkin mereka akan berakhir di jalan masing-masing. Sebelum itu terjadi, dia harus bertindak cepat. Sementara, Silvia sudah menghujaninya dengan berbagai macam agenda dan hal-hal yang harus segera diurus di perusahaan.

Pagi-pagi sekali, di awal pekan yang akan sibuk Zarko terjaga. Dia hanya tidur beberapa jam, dan terbangun karena sebuah mimpi aneh.

Zarko melihat di dalam mimpinya, Pony berbaring di dalam bathtub klasik. Wajahnya menyembul, memandang Zarko dengan tatapan menggoda. Namun, yang membuat Zarko terkejut dan segera terbangun dari mimpinya adalah: dalam mimpi itu Pony benar-benar tidak mengenakan apa-apa. Polos!

Pemandangan aneh itu, membuat Zarko terbangun dari tidurnya. Merasakan kengerian, yang kemudian memaksa pria itu terus terjaga.

"Masih jam empat," gumam Zarko dengan mata yang sepenuhnya terbuka. Segera saja dia bangun dari tempat tidur. Berusaha mengingat kembali mimpi aneh itu, lalu sekuat tenaga mencoba melupakannya.

"Sungguh mimpi yang aneh!"

Zarko melangkah keluar dari kamar tidurnya. Segera menuju dapur untuk membuat kopi panas. Terkadang dia berpikir, betapa rumahnya begitu sepi karena hanya dihuni dua orang. Sedangkan para tetangganya saja, rumah mereka selalu dijaga siang dan malam. Banyak asisten rumah tangga.

Zarko pernah juga mempekerjakan asisten rumah tangga untuk membantu mengurus rumah. Sebelum, orang itu memutuskan untuk tinggal di tempatnya sendiri.

Zarko sendiri, adalah orang yang sangat menjunjung tinggi privasi. Dan dia malah senang, tidak harus tinggal dengan siapapun di rumah. Masalahnya, bagaimana dengan Violet? Apakah, gadis itu tidak kesepian?

Aroma kopi menguar di udara. Langsung menyergap indera penciuman Zarko. Membuat pria itu merasa nyaman, dan sedikit mengurangi beban pikirannya. Dia merasa lebih rileks.

Sambil kembali ke kamarnya untuk bersiap, Zarko meminum sedikit kopinya. Begitu sampai di kamar, dia langsung mengerjakan beberapa hal, dan untungnya pada saat yang sama Wisnu dan Silvia juga terjaga.

"Benar-benar budak korporat!" maki Silvia dalam voice note yang dia kirim untuk Zarko. Dilatari suara tangis bayi.

Zarko tertawa. Nyaris terbahak-bahak kalau saja dia lupa bahwa sekarang masih pukul empat lewat.

"Tidur saja, Silvia. Aku kan, hanya merespons pesan beruntunmu semalam," balas Zarko.

Silvia: Sampai jumpa di kantor, ya.

Sebenarnya, Zarko memang tidak menyuruh Silvia untuk membantu.  Hanya saja, Zarko memang membalas pesan Silvia supaya wanita itu tidak memberondongnya lagi dengan pesan-pesan penuh peringatan.

"Apa … Pony sudah bangun?"

Zarko memutar-mutar ponselnya. Menimbang-nimbang, akankah dia meneleponnya di pagi-pagi buta?

"Telpon tidak ya?"

Pada akhirnya, pria itu memutuskan untuk tetap menelepon Pony. Sebab, dia khawatir terjadi hal buruk. Terkait mimpi anehnya itu.

Dinikahi Duda Tampan (Tamat)Where stories live. Discover now