06.Siapa Sangka Ternyata Zarko ....

132 6 0
                                    

Halo!

Selamat buat kamu yang baca sampai di sini. Mohon dukungannya ya vote, atau komen, insyaallah Mimin akan
Rajin apdeeet....
OKe?

Zarko mengisi bathub sebelum melemparkan beberapa bath bomb warna-warni, yang seketika membuat air yang jernih jadi penuh warna. Zarko tidak ingin membiarkan pikirannya tersita untuk Pony. Dia berendam, bersantai, untuk sejenak melupakan gadis itu.

Nyatanya tidak mudah. Semakin berusaha dilupakan wajahnya, senyumnya, ekspresinya ketika heran, marah, maupun terkejut, malah semakin jelas terbayang-bayang di pelupuk mata. Bahkan ketika Zarko mengatupkan kelopak matanya bayangan Pony nampak sangat jelas.

Pada akhirnya dia tidak bisa benar-benar menikmati waktu untuk mengurus diri sendiri. Padahal biasanya hal itu mampu merilekskan tubuh dan pikiran. Cukup untuk melepas penat.

Setelah menyerah untuk tetap berendam dan memaksakan diri melupakan seseorang, yang justru semakin kuat melekat di ingatan. Pria itu keluar dari kamar mandi, lalu mengambil ponselnya setelah itu dia kembali berendam sambil menelepon Pony.

Tidak lama setelah itu dia sudah mendial kontak Pony dan menunggu cewek itu menjawab panggilannya.

"Halo," sapa Zarko dengan suara rendah.

"Ya halo, Ayang. Kenapa tadi nggak jawab?" jawab poni di seberang sinyal. Seperti biasa dengan nada yang manja.

"Kamu nggak tahu, apa pura-pura nggak tahu?" pancing Zarko.

"Tentang apa?" tanya Pony polos.

"Tadi pagi kamu berangkat sekolah sama siapa? Jangan kira aku nggak tahu. Bahkan aku tahu kamu begitu dekat dengan cowok itu,"  terang Zarko dengan nada yang mengintimidasi.

"Oh, itu sepupuku Evan. Kan, aku udah pernah bilang sama Ayang, kalau aku punya sepupu cowok."

"Jadi kamu nggak merasa bersalah?"

"Ya buat apa aku merasa bersalah? Dia kan, saudaraku Ayang."

"Ya udah kalau gitu selamat malam."

"Ayang?"

Pony terkejut ketika tiba-tiba Zarko memutus sambungan telepon. Apa dia cemburu?

***

Sudah dua hari ini Pony tampak lesu dan tidak bersemangat di sekolah. Tentunya Violet tahu benar penyebab hal itu terjadi. Namun cewek itu berpura-pura seolah dia tidak tahu.

Saat pergantian jam pelajaran, Pony memberanikan diri menanyakan kabar Zarko pada Violet.

"Vio, gimana kabar Om Zarko?"

"Baik, kok," jawab Violet, yang cukup terkejut dengan pertanyaan itu.

"Kamu tahu nggak, kenapa Om Zarko nggak bisa dihubungi?"

Pony mencoba menyelidiki lebih jauh. Namun, Violet sudah punya ide untuk mematahkan hati Pony.

"Papa kan, sibuk, Pony. Banyak kerjaan, wajarlah dia susah dihubungi," terangnya sambil berbisik.

"Lagipula, Papa kayaknya lagi deket sama cewek gitu," lanjut Violet tanpa rasa bersalah.

Pony menelan ludahnya. Ada rasa tidak ingin percaya akan apa yang dikatakan oleh Violet. Nyatanya, terakhir kali berhubungan, Zarko mematikan telepon. Sampai sekarang dia tidak ada kabar.

Jadi, mau tidak mau Pony mulai percaya kalau Zarko memang berniat meninggalkannya. Hanya saja, kenapa? Apa cuma gara-gara Evan?

Pada jam istirahat, Pony diam-diam pergi meninggalkan sekolah. Pony naik taksi online untuk datang ke kantor tempat Zarko bekerja. Sepanjang perjalanan, hatinya diliputi kegelisahan.

Dinikahi Duda Tampan (Tamat)Where stories live. Discover now