3 | Hold Me Tight

10.7K 596 7
                                    

Seharusnya Denis tidak mengambil tindakan seberlebihan ini dan seharusnya dia tidak memikirkan bahkan memedulikan Diana. Tapi, entah dorongan dari mana, dia kembali menginjakkan kakinya di rumah Diana dan menemui perempuan itu setelah Papa Diana menghubunginya jika perempuan itu tidak lagi memakan makanannya. Makan adalah sesuatu yang sulit Diana lakukan. Saking sulitnya membujuk Diana untuk makan, orang tuanya sampai angkat tangan dan hanya mengantar makanan ke kamar Diana dengan harapan Diana memakannya.

Namun yang Diana makan hanya sampai dua sampai tiga suapan, tidak pernah habis. Untuk obat, orang tua Diana tidak pernah menyerah memaksa Diana agar meminum obat secara teratur. Dengan iming-iming bertemu anaknya maka Diana melakukannya tanpa bantahan, kecuali makan.

Denis berdiri di depan kamar Diana yang terbuka. Dia melihat Diana meringkuk di atas tempat tidur sembari memegangi perutnya dan meringis. Dengan langkah lebar dia mendekati Diana dan membawa perempuan itu untuk duduk hingga berhadapan dengannya.

"Denis, anak aku mana?"

"Kamu sudah makan?" Denis melirik makanan di nakas yang masih utuh. Melihat jam, ini sudah beranjak sore dan makanan itu sudah dari pagi namun belum tersentuh sama sekali.

Denis bingung, di sini orang tua Diana yang memang kurang memedulikan putri mereka atau memang sesulit ini membuat Diana mau makan?

"Aku gak makan. Gak mau."

Denis menghela nafas panjang melihat raut ketakutan Diana bahkan perempuan itu histeris hanya karena disuruh makan. Hanya menyuruh Diana makan dan perempuan itu ketakutan hingga histeris? Apa yang salah dengan makan?

"Kamu tidak mau bertemu anak kita?"

"Mau! Aku mau anak aku."

"Kenapa tidak makan? Syarat agar kamu bisa bertemu anak kita adalah sembuh. Kamu harus cepat sembuh, bagaimana mau sembuh kalau kamu tidak makan," perlahan Denis meraih piring berisi nasi itu dan menyuapkannya pada Diana.

Tidak seperti kemarin Diana yang langsung menerima suapannya. Kali ini perempuan itu menatap makananya ragu dan kemudian menggeleng dengan kedua tangan menutup mulutnya. Yang membuatnya terkejut adalah, Diana menangis dan berteriak, "Jangan ... aku tidak mau memakannya ... aku tidak mau ... aku tidak akan memakannya ini menjijikkan!"

"Diana, hei! Tenangkan diri kamu, Diana!" Denis menahan pergerakan Diana setelah menyimpan kembali makanannya. Dia menggenggam kedua tangan Diana dan menatap mata perempuan itu yang menggambarkan ketakutan, bahkan tubuhnya bergetar membuat rahangnya mengeras. Seperti dugaannya, Diana tidak hanya depresi. Tidak ada orang depresi akan sesulit ini untuk makan bahkan dipaksa pun, tidak mempan.

"Aku ... Denis, aku ... aku tidak mau memakannya. Menjijikkan, aku tidak mau. Aku ... aku ... huekk ...."

Denis terpaku untuk sesaat ketika Diana memuntahkan isi perutnya dan mengenai kemejanya. Marah? Tidak, dia tidak marah. Dia hanya ... terkejut.

Melihat Diana kembali menangis sontak membuatnya menangkup wajah Diana yang berantakan. Ibu jarinya mengusap air mata Diana.

"Diana, lihat aku! Makanan itu tidak menjijikkan. Kamu harus makan agar cepat sembuh dan kamu akan cepat bertemu Chika. Apa kamu tidak mau bertemu dengannya?"

Dalam tangisnya, Diana mengangguk dan meracau, "Aku mau. Aku mau anakku, Denis."

Denis tersenyum pedih. Nyatanya, dia tidak tahan melihat Diana seperti ini dan dia harus mencari tahu lebih detail lagi apa yang terjadi pada Diana. Dia tahu dia sudah bertindak jauh ke dalam kehidupan Diana, namun dia tidak tenang melihat Diana yang tidak berdaya.

"Makan, Diana. Kamu harus makan dan minum obat agar cepat sembuh," tekan Denis yang mendapat gelengan pelan dari Diana.

"Baju ... baju kamu kotor."

Hold Me TightWhere stories live. Discover now