6 | Hold Me Tight

8.7K 552 4
                                    

Dengan penuh pertimbangan dari dokter, pada akhirnya Denis berhasil membawa Diana pulang bersamanya, ke apartemen yang baru dia beli khusus dia tempati bersama Diana. Bukan berarti dia meninggalkan rumah besarnya, apartemen yang dia beli adalah tempat tinggal Diana yang sesekali akan dia kunjungi bersama sang putri. Denis berhasil membawa Diana pulang bukan berarti Diana bebas begitu saja, Diana harus dirawat jalan mengingat Diana masih juga tidak mau makan sehingga harapannya adalah pada infus.

"Kamu menyukainya?" Denis memasuki kamar dan mendekati Diana yang berdiri di balkon memandangi langit sore yang indah.

Diana melebarkan senyumnya melihat Denis yang kini berada di belakang tubuhnya. Diana mengangguk antusias dan tidak menolak ketika Denis memeluknya dari belakang. Diana justru semakin menikmati pemandangan yang tersaji di depan mata, langit sore ditemani angin sejuk dan jalanan perkotaan yang padat oleh kendaraan. Jangan lupakan tiang infus yang berada di sampingnya menjadi teman tidak bernyawanya saat ditinggal Denis ke dapur, kamar mandi bahkan keluar apartemen.

Denis mengusap bahu Diana yang terasa dingin karena Diana mengenakan baju terusan berlengan pendek.

"Masuk ke dalam, di sini dingin," bisik Denia tepat di telinga Diana.

Diana menoleh ke belakang hingga pipinya bersentuhan dengan Denis. "Aku mau di sini."

Denis mengeratkan pelukannya. "Dingin?"

Diana menggeleng. "Gak. Pelukan kamu hangat."

Denis tersenyum sumringah dan secara naluriah mengecup pipi Diana berkali-kali yang mengundang tawa Diana membuat Denis tertegun. Selama Denis bersama Diana, ini adalah pertama kalinya Denis mendengar tawa Diana yang disebabkan olehnya. Gejolak dalam dadanya membuatnya membalik tubuh Diana hingga berhadapan dengannya. Kedua tangannya menangkup wajah Diana yang lebih cerah dari biasanya meski masih terlihat pucat.

"Kamu bahagia bersamaku?"

Diana mengangguk dengan tatapan jernihnya.

"Kamu ingin pulang ke rumah orang tuamu?"

Diana menggeleng dan meremas lengan Denis.

"Aku mau sama kamu. Sama anak aku juga."

Diana berkata lirih dan menatap Denis dengan mata berkaca-kaca.

"Apa yang terjadi denganmu? Kenapa kamu seperti ini?"

Diana menatap Denis bingung dan Denis menggeram dibuatnya. Diana seperti orang linglung tetapi perkataan Diana selanjutnya membuat Denis sulit untuk berkata.

"Aku gak tahu, aku takut. Aku mau sama kamu. Tempat itu menyeramkan. Orang itu menyeramkan. Benda itu menakutkan. Denis, aku gak mau. Aku mau sama kamu."

Denis menarik nafas panjangnya. Sepertinya besok dia sudah harus membawa Diana terapi untuk kesembuhan Ibu dari anaknya itu. Jika terus dibiarkan seperti ini, maka seterusnya Diana seperti ini. Terlihat tidak hidup namun masih bernafas. Ah, dia pusing untuk menjabarkan kondisi Diana saat ini. Yang jelas, semuanya penuh misteri dan membuatnya semakin menggelora untuk menyembuhkan Diana, mengembalikan Diana seperti dahulu.

...

Denis mendorong kursi roda Diana menuju dokter psikiater yang sebelumnya telah membuat janji dengannya untuk menyembuhkan Diana. Diana yang terlihat diam sembari meremas ujung bajunya tidak lepas dari pandangan Denis. Hari ini Denis sedikit kerepotan mengurus Diana karena setibanya mereka di rumah sakit dan dia mendudukkan Diana di kursi roda, Diana memberontak dan baru diam setelah dia membentak Diana.

Tiba di depan ruangan dokter, Denis mengetuk pintu sebelum mendapat sahutan dari dalam dan Denis memasuki ruangan dokter bersama Diana yang langsung menoleh padanya.

Hold Me TightWhere stories live. Discover now