5 | Hold Me Tight

9.4K 545 8
                                    

Semalaman Denis memeluk Diana dan tidur di samping Diana. Bisa saja dia tidur di sofa, tapi dia menghindari kemungkinan Diana terbangun dan kembali histeris. Yang dia tangkap, Diana membutuhkan ketenangan dan dia rasa pelukannya merupakan ketenangan bagi Diana.

Melenguh, perlahan Denis membuka matanya dan menemukan wajah lelap Diana. Dia berdecak ketika ponselnya terus berdering. Dengan kesal dia meraih ponselnya dan menerima panggilan yang mengusik tidurnya. Tertera nama mantan Papa mertuanya membuatnya dengan malas mendekatkan ponsel ke telinga.

"Iya, Om?"

"..."

"Diana masih dirawat di rumah sakit untuk beberapa hari ke depan. Om dan Tante jangan khawatir, biar saya yang jaga Diana. Om dan Tante tetap di rumah."

"..."

"Saya tidak merasa direpotkan. Saya tutup dulu telfonnya."

Tut

Tanpa mendengar respon dari Papa Diana, dia langsung memutuskan sambungan dan memusatkan tatapan pada Diana yang masih terlelap. Dia bernafas lega Diana tidak terganggu. Menopang kepalanya dengan satu tangannya, tatapannya tidak lepas dari wajah terlelap Diana. Gemas melihat anak rambut di wajah Diana, dia meniup anak rambut itu hingga menyingkir dari wajah Diana membuat Diana mengerjap dan Denis seketika merengkuh Diana, menepuk pelan punggung Diana agar kembali tertidur.

Salahnya yang meniup wajah Diana hanya untuk menyingkirkan anak rambut di wajah Diana. Menyebabkan tidur perempuan itu terusik.

"Denis."

Suara serak Diana membuat Denis mengumpat dalam hati karena gagal membuat Diana kembali tidur.

"Aku pengen buang air kecil."

Gumaman Diana membuat Denis langsung beranjak dari berbaringnya. Dia membantu Diana duduk sebelum akhirnya dia menggendong Diana ala bridal menuju kamar mandi. Awalnya Diana menolak, namun akhirnya Diana diam dalam gendongannya ketika dia menatap Diana tajam. Dia tersenyum tipis melihat keterdiaman Diana yang sebelah tangannya memegang infus dan sesekali meringis ketika dia membuka pintu toilet.

"Mau aku temenin sampai ke dalam?" tawar Denis membuat Diana mengerjap dengan tatapan polosnya membuat Denis terpaku untuk sesaat sebelum akhirnya tersenyum getir.

"Aku tunggu di luar ya," ujarnya lembut menatap Diana lekat.

Mendapat anggukan dari Diana, perlahan Denis menutup pintu toilet dan menunggu di depan toilet. Sembari menunggu Diana, Denis menatap kosong ke depan. Tidak mengerti lagi perubahan Diana yang berbeda sangat jauh. Saat digoda pun, Diana tidak bereaksi seperti yang dia bayangkan. Diana seolah hidup dalam jiwa yang beku.

"Denis."

Denis tersentak dari lamunannya kala tangan dingin Diana menyentuh lengannya. Tatapannya jatuh pada wajah pucat Diana dan sontak dia menangkup wajah Diana dengan raut khawatir.

"Ada yang sakit? Bilang sama aku mana yang sakit."

"Denis."

Denis membuang nafasnya saat tersadar jika dia terlalu berlebihan menyikapi Diana. Tapi saat merasakan tangan Diana dingin membuatnya tidak bisa mengontrol dirinya untuk tidak mengkhawatirkan Diana. Bagaimanapun di sini Diana merupakan tanggung jawabnya, dia juga yang membawa Diana ke sini dan sudah seharusnya dia membawa Diana kembali ke rumahnya dalam keadaan baik-baik saja.

Dia hanya tidak mau orang tua Diana berpikir jika dia mencari kesempatan dalam kesempitan. Dia tidak seperti itu. Karena yang dia lakukan saat ini semata demi putrinya. Diana sembuh, maka putrinya memiliki kesempatan besar bertemu Mamanya.

Hold Me TightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang