61 | Hold Me Tight

3.2K 124 13
                                    

Setelah melewati weekend dengan bersantai di apartemen bersama istri dan anaknya, hari ini Denis kembali pada rutinitasnya sebagai seorang pimpinan. Hari ini berbeda dengan hari biasanya. Yang menjadi hari ini berbeda dari hari biasanya adalah, kehadiran Diana di kantor pagi ini disambut dengan penuh hormat oleh semua karyawan.

Semua tahu jika Diana pemilik perusahaan ini dan Denis sebagai suami Diana hanya membantu sang istri menjalankan perusahaan menjadi lebih baik. Alasan Diana hari ini ikut Denis ke kantor adalah, mengidam. Tadi selesai sarapan tiba-tiba saja Diana terus bergelayut di lengannya meski tahu dia kesusahan karena sedang memakai dasi.

Diana mendadak manja dan tidak mengurusinya seperti biasanya. Puncaknya saat dia memaksa Diana menjauh darinya karena dia harus berangkat ke kantor dan mengantar putrinya sekolah. Saat itu Diana langsung mengungkapkan keinginannya membuatnya dengan senang hati membawa istrinya ke kantor. Dia tidak merasa kesepian lagi saat bekerja karena sumber energinya turut dibawa ke kantor olehnya. Jika lelah bekerja dia bisa memeluk, mencium dan manja-manja pada Diana.

Membayangkannya saja sudah membuatnya bahagia, tidak sabar untuk tiba ke ruang kerjanya dan memulai pekerjaannya hingga lelah lalu mengadu pada Diana jika dia lelah layaknya anak kecil mengadu pada Ibunya.

"Mereka ramah banget. Apa karena aku istri dari pimpinan mereka ya?"

Diana membuka suara setelah mereka memasuki lift yang akan membawa mereka menuju ruangannya berada, di lantai atas gedung perusahaan ini.

"Kamu pemilik perusahaan ini, sudah seharusnya mereka ramah," Denis meralat penyebutan Diana.

"Apa ke orang lain mereka juga sama ramahnya kayak ke aku?"

"Kalau mereka gak ramah langsung aku pecat biar tahu rasa."

"Kalau kamu gak tahu mereka bersikap gak ramah sama orang selain aku, gimana? Ruangan kamu jauh sama mereka."

"Ada CCTV, Sayang," Denis menarik gemas pipi Diana.

"Aku kayaknya punya kesukaan baru, deh."

"Apa?"

Diana merengsek semakin dekat dengan Denis hingga tubuh keduanya saling menempel.

"Ikut kamu ke kantor. Bangga banget aku lihat suami aku jadi pimpinan perusahaan yang dihormati ribuan karyawan bahkan dikagumi oleh banyak orang karena kejeniusannya."

Diana tersenyum cerah seraya menyandarkan kepala di bahu Denis.

"Bisa saja."

"Kamu gak percaya? Meski karyawan kamu nunduk hormat, aku masih bisa lihat tatapan kagum karyawan perempuan kamu. Andai kamu gak punya pasangan dan hampir punya dua buntut, mungkin mereka akan berlomba-lomba buat dapetin perhatian kamu."

"Buntut apanya?!"

Diana terkekeh. "Anak maksudnya."

"Jangan sembarangan sebut, gak baik."

Diana memberenggut. Sejak kapan Denis menjadi sekritis ini? Ini hanya mengenai penyebutan tapi sudah diprotes.

"Iya iya maaf. Sana kamu kerja, aku mau mau lihat-lihat kantor kamu. Siapa tahu ada hal yang mencurigakan."

Tatapan Denis menajam membuat Diana bergedik dan bergegas melepaskan diri dari Denis yang tentu saja auranya tidak enak dipandang.

"Kayaknya kamu perlu letakin foto keluarga kita di meja ini biar gak sepi-sepi banget. Masak meja bagus cuma diisi dokumen doang. Gak ada pemanisnya. Siapa tahu dengan adanya foto keluarga kita, kamu yang capek kerja jadi semangat lagi karena teringat istri dan anak."

Hold Me TightWhere stories live. Discover now