44 | Hold Me Tight

4K 253 21
                                    

Diana tidak mengerti jalan pikiran Denis. Setelah memaksanya untuk tetap berada di sisi Denis dengan alasan yang ambigu, kini Diana semakin tidak mengerti mendengar pernyataan Denis. Melukainya demi menjaganya? Bagaimana bisa begitu?

Yang dia tahu, jika menjaga tentu tidak melukai. Tapi ....

Diana menyerah dengan jalan pikiran Denis. Sekeras apapun dia mencoba menyelami pemikiran Denis, tetap saja dia tak mendapatkan apa-apa. Pemikiran Denis rumit.

Namun melihat betapa frustasinya Denis yang kini menatapnya sendu dengan mata sembab membuat Diana sesak. Denis yang selalu berbuat sesuka hati padanya dan membuatnya sakit hati kini terlihat lemah. Diana bahkan tidak menemukan keangkuhan Denis yang selama ini membuatnya tunduk.

"Pasti berat ya?"

Meski tidak mengerti jalan pikiran Denis, Diana mencoba mengerti melalui tatapan sendu Denis. Denis tidak mengatakan dengan jelas tetapi Diana tahu Denis menyimpan lukanya sendiri.

Tapi, benarkah Denis juga terluka? Orang yang melukainya juga terluka? Lucu sekali.

"Terima kasih kamu sudah meluangkan waktu berharga kamu buat jaga aku meski dengan cara menyakitiku. Berbuatlah sesuka hati kamu yang menurut kamu benar. Menjagaku dan ... menghamili Vanya."

Diana tersenyum dan membelai pipi Denis. Tidak, dia tidak akan menangis lagi. Percuma saja dia menangis karena tidak bisa merubah apapun. Denis tetaplah Denis dengan segala pemikiran rumitnya dan dia tidak lebih sebagai orang yang Denis jaga katanya. Benarkah begitu?

"Vanya tidak mungkin hamil!" Sentak Denis meraih tangan Diana yang menangkup wajahnya. Dikecupnya bertubi-tubi punggung tangan Diana sebelum akhirnya menatap Diana meyakinkan.

"Aku membacanya sendiri dari hasil pemeriksaan Vanya. Vanya benar-benar hamil. Kalau kamu gak percaya Vanya hamil, setidaknya jangan tolak kehadiran calon anak kalian. Aku gak marah, kok. Kamu berhak atas diri kamu sendiri. Pasti kamu pengen cepet-cepet nikah sama Vanya makanya ...."

"Berhenti, Diana! Vanya tidak mungkin hamil! Kalaupun dia hamil, itu bukan anakku!"

"Denis, cukup sama aku aja kamu brengseknya. Jangan ke Vanya juga. Jangan bikin orang yang mencintai kamu terluka, cukup aku aja yang terluka karena kamu. Apalagi kamu mencintai Vanya, seharusnya kamu bahagia bukan menjadi brengsek begini."

Diam-diam Diana mengusap perutnya. Merapalkan kata maaf pada calon anaknya karena telah mengatai Ayahnya dengan kata kasar.

"Temui Vanya. Minta maaf ke dia, jangan bikin dia melakukan sesuatu yang tidak diinginkan. Selain itu, aku gak mau kalau Papa kamu tahu tentang ini dan kamu dihajar sama Papa kamu. Meski kamu suka menyakitiku, aku gak mau kamu kenapa-kenapa."

Diana menatap Denis teduh, mencoba mengajak Denis berdamai dengan keadaan. Tetapi, yang namanya brengsek tetap brengsek. Bukannya menuruti perkataannya, Denis justru menepis tangannya dan kembali menyembunyikan wajahnya di pangkuannya. Geraman Denis terdengar dan Diana mencoba sabar dengan satu tangan mengusap lembut rambut Denis.

"Aku gak ngerti jalan pikiran kamu. Semakin ke sini aku rasa apa yang kamu lakuin gak masuk akal. Apa yang kamu sembunyikan? Dan, apa yang kamu maksud melindungiku? Melindungiku dari apa? Dari orang-orang yang gak suka aku? Itu gak masuk akal. Dari dulu banyak yang benci aku dan aku baik-baik saja tanpa ada yang melindungi."

Melihat Denis masih menyembunyikan wajahnya di pangkuannya, Diana tidak menyia-nyiakan kesempatan mencurahkan apa yang ingin dia curahkan. Dia lelah, tapi melihat Denis yang tak seperti biasanya membuatnya tidak bisa untuk tidak peduli pada Denis.

Cinta membuatnya bodoh dan dia menikmati kebodohan itu. Memetik keuntungan dibalik kebodohannya agar bisa bersama Denis meski akhirnya dia sendiri yang terluka dan dia sendiri dengan cintanya yang tidak terbalaskan.

Hold Me TightWhere stories live. Discover now