15 | Hold Me Tight

6.6K 313 6
                                    

Denis merenggangkan tubuhnya kemudian membuka matanya seraya menguap. Hal pertama yang dilihatnya adalah wajah terlelap Diana yang memeluknya. Denis tersenyum tipis dan membelai pipi Diana sehingga tidur Diana terusik.

"Denis."

"Hm."

"Jam berapa?"

"Baru jam enam."

Diana menjauhkan tangan Denis dan beranjak dari tidurnya namun Denis menghentikan pergerakannya.

"Denis," Diana memekik saat Denis memeluknya.

"Masih jam enam, dingin. Tidur lagi aja."

"Aku mau buat sarapan sama mandiin Chika, Denis."

"Chika bisa mandiri tanpa kamu mandikan. Dia bisa melakukan semuanya sendiri."

"Denis, dia ...."

"Chika sudah mendiri, Diana. Jangan khawatirkan Chika, sudah saatnya dia melakukan semuanya sendiri. Kalau terus kamu perhatikan, yang ada dia lemah."

"Aku harus masak."

Diana menyentak tangan Denis hingga terlepas. Tanpa menoleh pada Denis yang menatapnya tajam, Diana memasuki kamae mandi untuk membersihkan tubuhnya sebelum akhirnya menuju dapur membuat sarapan.

Saat sarapan sudah siap, Diana memasuki kamar putrinya dan menemukan putrinya duduk bersandar di tempat tidur seraya memandangi jam dinding.

"Sayang."

Putrinya itu hanya menoleh padanya dan kembali memandangi jam dinding. Diana mendekat kemudian merengkuh putrinya.

"Chika sudah mandi?"

Pertanyaan Diana mendapat anggukan dari putrinya membuat Diana mengernyit. Tidak biasanya putrinya seperti ini, terlihat murung.

"Chika kenapa? Chika marah sama Mama?"

Lagi, Diana mendapat gelengan.

"Kalau Chika gak marah sama Mama, terus kenapa Chika diemin Mama. Mama jadi sedih kalau Chika diemin."

Diana melepas rengkuhannya dan menirukan putrinya bersandar di tempat tidur dengan kedua tangan memeluk guling.

"Mama jangan sedih."

Diana mengulas senyum dan merangkum wajah putrinya.

"Mama gak sedih kalau Chika bicara sama Mama."

"Chika mau bicara sama Mama biar Mama gak sedih."

Diana tidak bisa menahan kegemasannya pada sang putri. Diana memangku putrinya dan menciumi putrinya hingga tertawa.

"Barusan Chika kenapa diemin Mama?" Tanya Diana lembut seraya merapikan rambut putrinya.

"Chika lagi lihatin jam, Mama."

"Kenapa Chika lihatin jam?"

"Biasanya Papa berangkat kerja kalau jarum jam yang besar ada di angka empat terus jarum jam yang kecil ada di angka tujuh."

Diana mencubit pelan pipi putrinya.

"Sekarang Mama tanya sama Chika."

"Tanya apa, Mama?"

"Sekarang hari apa, Sayang?"

Melihat putrinya yang tengah berpikir membuat Diana terkekeh. Dia menggendong putrinya mendekati kalender yang terpajang di meja belajar putrinya. Diana menunjuk tanggal merah dengan telunjuknya dan menatap putrinya.

"Ini hari apa, Sayang?"

"Hari minggu, Mama."

"Jadi?"

Hold Me TightWhere stories live. Discover now