34 | Hold Me Tight

4K 263 12
                                    

Denis lelah bekerja dan rencananya hari ini dia akan lembur andai saja Papanya tidak menghubunginya dan mengatakan malam ini ada makan malam bersama keluarga Vanya di kediaman orang tuanya. Denis mengumpat ketika sambungan telepon dimatikan. Tanpa berdiskusi dengannya terlebih dahulu, Papanya dengan seenaknya mengadakan makan malam dengan keluarga Vanya dan menyinggung soal kejadian di kantornya beberapa saat lalu, dimana dia membentak Vanya hingga Vanya memilih meninggalkannya.

Tanpa diberitahu, Denis sudah tahu siapa yang memberitahu Papanya. Semenjak Papanya turut andil dalam rencana pernikahannya, Papanya itu memanjakan Vanya karena Vanya berharap banyak kepada Vanya bisa membuatnya bahagia dan melupakan Diana. Lucu sekali Papanya itu, siapa yang memikirkan Diana? Tetapi kekesalannya bukan itu, melainkan tingkah Vanya yang mengadu pada Papanya. Setiap ada masalah dengan dirinya, Vanya selalu memberitahu orang tuanya membuat menjadi terpojokkan di keluarganya sendiri.

Memijit pangkal hidungnya, Denis memejamkan matanya sejenak. Dia lelah dengan pekerjaannya yang menyita seluruh waktunya hingga tidak sempat mengistirahatkan tubuhnya yang butuh istirahat ini. Disaat matanya terpejam, bayangan Diana datang dengan senyuman yang sontak membuat Denis membuka mata. Mengerjap, Denis menatap sekitar dan mengusap kasar wajahnya. Selain lelah karena pekerjaan, Denis juga lelah pada pikirannya sendiri. Setiap dia memejamkan mata, bayangan Diana yang tersenyum seraya mengusap perut buncitnya selalu datang dan membuatnya tidak tenang sepanjang matanya tertutup.

Menghela nafas panjang, Denis melirik jam tangannya dan memilih pulang karena waktu menunjukkan pukul lima. Seperti pesan Papanya, dia tidak boleh terlambat dan membuat malu keluarga karena keterlambatannya yang akan mengundang asumsi buruk dari keluarga Vanya. Namun saat dirinya meraih kunci mobilnya, ponselnya berdering membuatnya mau tidak mau mengangkat panggilan masuk. Mendekat pada kaca besar yang memperlihatkan suasana perkotaan di bawah sana, Denis mendekatkan ponselnya ke telinga dan mulai hanyut pada pembahasan yang dimulai oleh si penelepon.

...

Pada akhirnya Denis mengingkari pesan Papanya. Denis datang terlambat kurang lebih tiga puluh menit dimana makanan yang dinikmati nyaris habis. Denis tersenyum canggung saat menyalami kedua orang tua Vanya yang memaklumi keterlambatannya karena ada pekerjaan mendadak yang mengharuskannya untuk menyelesaikan saat itu juga. Berbeda dengan Papanya yang menatapnya tajam dan Mamanya yang menyuruhnya untuk segera gabung makan malam bersama mereka. Denis mengambil duduk di samping Riko yang tampak tenang dengan makanannya. Hendak menduduki kursinya, Denis sengaja menyenggol bahu sang Kakak membuat makanan yang hendak Riko suap ke mulutnya berjatuhan.

Saat Riko menatapnya, Denis tersenyum sinis. Kemudian tatapannya jatuh pada Renata yang mengusap lengan Riko seolah menahan Riko untuk tidak terpancing emosi. Denis menatap Renata penuh permusuhan. Denis masih ingat betapa angkuhnya sepasang suami istri itu yang mencoba ikut campur ke dalam urusan rumah tangganya bersama Diana. Sampai detik ini hubungannya dengan sepasang suami istri itu tidak baik. Kecuali pada keponakan kecilnya, meski kelakuan orang tuanya yang memuakkan, Denis tetap hangat pada keponakannya.

Denis tersenyum tipis saat Vanya menyodorkan piring yang berisi nasi serta lauk pauk. Sebisa mungkin Denis bersikap manis pada Vanya meski tidak bisa dipungkiri jika dia masih kesal pada Vanya yang mengadu kepada orang tuanya. Denis tidak suka terlibat dalam hubungan asmara yang rumit dan ternyata berhubungan dengan Vanya rumit.

Setelah makan malam usai, semua berkumpul di ruang keluarga kediaman orang tua Denis. Pembahasannya tidak jauh-jauh dari rencana pernikahan Denis dan Vanya. Dalam keadaan lelah, Denis sangat malas mendengar ocehan para orang tua yang sesekali ditimpali oleh Vanya itu yang kali ini membahas baju pernikahan serta dekorasi pernikahan. Denis memilih tidak ikut dalam pembahasan dan memilih bermain dengan keponakannya. Terpaksa Denis menurunkan egonya, berbicara dengan Renata untuk izin menggendong Pelangi yang beruntungnya kali ini Renata bisa diajak kerja sama, tanpa berkata dua kali Renata memberikan Pelangi pada Denis.

Hold Me TightWhere stories live. Discover now