18 | Hold Me Tight

4.7K 207 8
                                    

Sejak insiden lengan Diana disayat oleh seseorang yang Denis yakini sebagai orang suruhan Papanya, Denis memutuskan untuk bekerja di apartemen dan menjaga Diana dua puluh empat jam. Denis tidak membiarkan Diana keluar apartemen karena sewaktu-waktu bisa saja Diana mendapatkan luka lebih dari sayatan. Papanya itu orang yang pendendam dan tidak menutup kemungkinan jika Diana sewaktu-waktu tewas di genggaman Papanya.

Denis hanya melarang Diana keluar apartemen, tidak dengan putrinya. Putrinya masih bisa sekolah bahkan bermain di luar apartemen. Meski Papanya kejam, Papanya masih menyayangi cucu-cucunya. Denis juga memperkerjakan sopir untuk mengantar jemput putrinya selama sekolah karena Denia tidak bisa melakukannya lagi. Denis menjaga Diana di apartemen dan beruntungnya putrinya itu menjadi penurut meski sempat menangis karena ingin diantar jemput sekolah oleh Denis dan Diana.

Denis melepaskan kacamata yang bertengger di pangkal hidungnya saat pintu ruang kerjanya dibuka oleh Diana. Denis mengulas senyum tipis dengan kedua tangan terbuka, menyambut Diana dalam pelukannya.

Saat Diana berdiri di dekatnya dan meletakkan teh hangat di meja kerjanya, Denis langsung mengangkat tubuh Diana ke pangkuannya kemudian memeluk Diana erat, menghirup dalam-dalam aroma tubuh Diana yang membuatnya betah berlama-lama dengan Diana.

"Chika sudah tidur?"

"Sudah, makanya aku bikinin kamu teh."

Denis menggesekkan hidungnya di leher Diana dan mengecup singkat leher Diana membuat Diana menggeliat.

"Seharusnya kamu bikinin aku kopi biar aku gak ngantuk."

"Udah malam, gak baik kalau minum kopi. Kamu harus mengistirahatkan tubuh kamu."

"Bilang saja kalau kamu mau tidur dipeluk aku," ejek Denis seraya mengusap perut Diana dan mendapat cubitan pelan dari Diana.

"Sembarangan. Aku cuma gak tega lihat kamu seharian di ruang kerja. Keluar dari ruang kerja cuma mau mandi sama makan."

"Pekerjaan aku banyak, Diana."

Diana tersenyum dan menatap Denis sendu. Satu tangannya bergerak mengusap lembut rahang Denis.

"Maaf, aku gak tahu."

Denis mencium pipi Diana dan menempelkan pipinya ke pipi Diana.

"Gak apa-apa. Terima kasih sudah khawatirin aku."

"Pekerjaan kamu belum selesai?"

"Kenapa?"

"Udah jam sebelas malam soalnya."

Denis terkekeh. "Kamu mau aku tidur cepat malam ini?"

Diana mengangguk cepat. Bukan karena Diana ingin tidur dipeluk Denis, Diana hanya khawatir pada Denis. Satu minggu berlalu semenjak lengannya terkena sayatan, Denis gila-gilaan kerja. Diana pikir jika Denis bekerja di apartemen, Denis memiliki banyak waktu bersamanya dan Chika. Nyatanya tidak, Denis justru semakin tidak punya waktu, lebih parah dari Denis yang kerja di kantor.

Melihat wajah kelelahan Denis menjadi beban pikiran tersendiri bagi Diana. Selama ini Denis selalu menjaganya dan tidak bisa Diana bayangkan jika sewaktu-waktu Denis jatuh sakit karena terlalu memfosir tubuhnya.

"Aku sibuk, Diana. Mungkin aku ada waktu hanya untuk menemani kamu tidur dan kembali bekerja," Denis membelai pipi Diana dan bergerak turun menyentuh bibir bawah Diana yang selalu menggoda.

Diana menggenggam tangan Denis dan menggeleng pelan.

"Kamu lebih mentingin pekerjaan daripada kesehatan kamu sendiri?"

"Aku lebih mementingkan keselamatan kamu dan Chika."

Ekspresi Diana menjadi murung. Diana menunduk, tidak mau melihat Denis. Diana melepas lilitan tangan Denis dan hendak melepaskan diri dari kungkungan Denis namun Denis menahannya.

Hold Me TightWhere stories live. Discover now