46 | Hold Me Tight

4.2K 266 18
                                    

Denis terpaksa menghentikan cumbuannya ketika Diana memukul dadanya bertubi-tubi sehingga membuatnya terganggu. Kekesalannya langsung sirna melihat wajah memerah Diana yang berusaha menormalkan nafasnya. Terkekeh pelan, ibu jarinya bergerak mengusap bibir bawah Diana.

Ibu jarinya tak lagi bergerak, justru menekan pelan bibir bawah Diana dengan tatapan menggelap. Hasratnya mudah terpancing hanya dengan melihat bibir Diana serta raut wajah Diana yang terlihat menawan dengan nafas memburu dan wajah memerah.

Denis kembali mendekat, namun kedua tangan Diana menutupi wajahnya.

"Aku mau pulang," seru Diana dan sedikit memberi jarak pada Denis.

Bukannya marah, Denis tertawa pelan dan mencium tangan Diana yang menutupi mulutnya membuat Diana sontak menjauhkan tangannya. Denis menatap setiap pergerakan Diana yang mengusap bekas ciumannya di tangannya.

"Kenapa dihapus?"

Diana menggeleng pelan, tatapannya lurus ke depan seraya berkata, "Aku mau pulang."

Denis mengangguk pelan. Sebaiknya mereka memang cepat-cepat pergi sebelum orang-orang yang masih berada di kediaman orang tuanya membuat kekacauan. Bagaimanapun juga dia dan Diana butuh istirahat setelah melewati perdebatan menegangkan dengan Papanya dan orang tua Vanya.

Tidak lama kemudian, mereka tiba di apartemen. Denis tidak melepaskan genggamannya pada Diana hingga mereka tiba di kamar. Melirik Diana, Denis mengerti ini semua tidak mudah diterima Diana.

Selama perjalanan Diana menjadi pendiam hingga mereka menginjakkan kaki di apartemen Diana juga terdiam. Mengeratkan genggamannya, Denis menatap Diana lekat yang Diana balas dengan senyum tipis.

"Kita sudah sampai di apartemen, gak perlu digenggam terus tangan aku."

Diana mencoba melepas genggaman tangan Denis, tetapi Denis enggan untuk melepaskan.

"Kenapa kamu diam?"

"Aku harus apa?"

"Kamu marah?"

"Kenapa aku harus marah? Seharusnya aku berterima kasih sama kamu. Terima kasih sudah peduli padaku dan membalas perbuatan orang-orang yang melukaiku."

Suara Diana serak dan matanya berkaca-kaca namun sebisa mungkin untuk tidak menitikkan air mata.

"Mengenai perusahaan Papaku, siapa saja yang berada dibalik hancurnya perusahaan Papaku selain Papa kamu?"

"Kenapa kamu bertanya seperti itu? Kamu ingin aku membalas mereka?"

"Mereka?"

"Jawab saja pertanyaanku, Diana! Jangan balik bertanya!" Geram Denis membuat Diana tersenyum tipis.

"Percuma aku balas perbuatan mereka karena dengan membalas mereka tidak akan merubah semuanya. Keluargaku tetap miskin dan perusahaan Papaku tidak akan kembali."

"Kata siapa perusahaan Papa kamu tidak akan kembali?"

Diana sontak menatap Denis. Keningnya mengerut melihat Denis tersenyum padanya.

"Maksud kamu apa?"

"Maksud aku ...."

Denis merapatkan tubuhnya pada Diana hingga hidungnya bersentuhan dengan hidung Diana. Tatapannya menatap lurus pada Diana diikuti senyum nakalnya. Sebelum Diana membuka suara, Denis kembali melumat bibir Diana dengan lembut namun menuntut.

Diana berontak tetapi Denis menahannya hingga akhirnya mereka kembali menyelami gairah bersama, mengejar kepuasan yang Denis dampakan tanpa Denis sadari Diana menatapnya dengan sendu.

Hold Me TightWhere stories live. Discover now