22 | Hold Me Tight

4.6K 257 9
                                    

Diana dirawat selama tujuh hari di rumah sakit dan beruntungnya tidak ada luka yang serius di leher Diana. Sayatan yang Diana lakukan tidak terlalu dalam sehingga tidak perlu perawatan yang serius. Selama berada di rumah sakit, Denis sama sekali tidak meninggalkan Diana. Denis selalu berada di samping Diana, kecuali saat ke kamar mandi.

Di depan ruang inap Diana, Denis memerintah dua orang pekerjanya untuk berjaga-jaga. Denis sedang mengantisipasi segala kemungkinan buruk yang menimpa Diana. Papanya tidak akan tinggal diam dan Papa Diana pasti akan mendatangi Papanya untuk meminta bantuan serta memberitahu kehamilan Diana. Sudah dipastikan Papanya semakin murka karena kehamilan Diana.

"Mama!"

Denis mengalihkan tatapannya dari Diana yang terlelap satu jam lalu. Diana tertidur saat perjalanan dari rumah sakit ke apartemen karena saat menuju ke apartemen tiba-tiba mobilnya mati sehingga Denis harus menghubungi pekerjanya untuk menjemputnya kemudian mengurus mobilnya yang mati. Aneh saja mobilnya yang selalu mendapat perawatan tiba-tiba mati dan saat pekerjanya menghubunginya jika ada yang menyabotase mobilnya, dilihat dari beberapa keanehan yang terjadi pada mobilnya.

Tanpa mencaritahu, Denis sudah tahu siapa pelakunya. Bukan hanya dari keanehan dari mobilnya, melainkan dari keadaan sekitar ---tempat mobilnya tiba-tiba mati dimana Denis melihat ada mobil yang membuatnya curiga sebab mobil yang melewatinya berhenti tidak jauh dari posisinya, seperti sedang mengawasinya.

Setidaknya pekerjanya bisa diandalkan karena tidak lebih dari sepuluh menit pekerjanya datang dan membawakan mobil untuknya sehingga dia bisa cepat membawa Diana kembali ke apartemen dalam keadaan Diana tertidur. Denis akui selama berada di rumah sakit Diana kurang tidur karena memikirkan Chika. Meski sudah dia katakan putrinya itu baik-baik tetap saja Diana cerewet dan Denis memaklumi itu. Diana yang hamil membawa perubahan pada perempuan itu.

Dan sekarang, Denis menyambut kedatangan putrinya yang mendekatinya dengan senyum lebarnya. Namun senyum itu perlahan memudar membuat Denis urung memeluk putrinya karena putrinya itu tidak juga membalas pelukannya.

"Leher Mama kenapa? Mama sakit apa, Papa? Papa bawa Chika ke Tante Vanya karena Mama sakit, kan?"

Denis segera membawa putrinya dalam pelukan kemudian menggendongnya. Denis membawa putrinya menjauh dari Diana, takut tidur Diana terganggu.

Setibanya di balkon, Denis duduk di kursi balkon seraya memangku putrinya yang menangis dan memukul dadanya.

"Papa jahat! Chika mau jaga Mama yang sakit tapi Papa bawa Chika ke Tante Vanya. Chika mau sama Mama, bukan Tante Vanya."

Denis menciumi wajah putrinya dan terkekeh geli melihat kemarahan putrinya.

"Bukannya Chika suka sama Tante Vanya? Papa dikasih tahu Tante Vanya, katanya Chika makan banyak di rumahnya Tante Vanya sampai Tante Vanya masak lagi buat Chika biar Chika gak makan makanannya Tante Vanya."

"Kata Tante Vanya, Chika bakal dianter pulang kalau Chika makan banyak. Jadi Chika makan banyak biar cepet pulang tapi Tante Vanya bohong. Bukannya dibawa pulang, Chika disuruh main terus padahal kata Mama Chika jangan main terus, Chika harus belajar biar pinter."

"Tante Vanya katanya belikan mainan baru buat Chika. Mana mainan yang dibelikan Tante Vanya? Papa mau lihat."

"Chika gak terima soalnya mainannya Chika udah banyak. Kata Mama, Chika gak boleh beli mainan terus, kasihan mainan Chika yang lama jadi sedih karena gak dimainin sama Chika."

Denis tersenyum lebar menatap putrinya bangga. Putrinya yang pintar bicara baik dan cepat menerima setiap masukan dari Diana, kecuali masukanya darinya dan orang lain. Putrinya itu selalu menuruti apa yang Diana katakan.

Hold Me TightWhere stories live. Discover now