42 | Hold Me Tight

4K 271 8
                                    

Diana menatap Denis kecewa setelah mengetahui siapa pelaku yang menyerempetnya. Melihat wajah tidak bersalah serta kalimat yang diucapkan dengan santai oleh Denis membuat Diana dilanda sesak. Namun yang Diana lakukan tersenyum, memaklumi tindakan Denis.

Mungkin Denis meluapkan kekesalannya dengan cara menyerempetnya.

"Aku ketahuan," lirihnya seraya menerima suapan apel dari Denis yang menatap dirinya tak suka.

"Apa maksudmu?"

"Aku gak percaya setelah tiga hari menghilang, aku pikir aku aman karena kamu gak bakal cari aku. Ternyata sama saja, aku ketahuan."

Diana mengusap sudut matanya yang berair. Kekecewaan setelah mengetahui apa yang Denis lakukan padanya membuatnya sedih tapi dia tidak bisa marah. Menyebalkan memang.

Lebih menyebalkan lagi ketika bertemu dengan Denis, dia langsung bernafsu makan setelah beberapa hari jauh dari Denis dia kehilangan nafsu makan. Setiap menyantap makanan, selalu saja berakhir dimuntahkan. Tidur pun, tidak nyenyak dan perutnya selalu mulas. Seolah anaknya protes padanya karena memilih pergi dari Denis.

Diana diam menurut saat Denis menyodorkan susu hamil untuknya. Selagi meneguk habis susu hamil yang Denis berikan, Diana melirik Denis yang terlihat menahan emosinya. Tanpa bertanya, Diana tahu apa yang membuat Denis emosi.

Karena paksaan Denis, dia menceritakan mengenai kehidupannya selagi jauh dari Denis dan yang membuat Denis emosi adalah, dia yang tidak meminum susu hamil. Saat menceritakan bagaimana susahnya dia makan hingga tidur, Denis mencibirnya namun saat dia mengatakan tidak minum susu hamil, wajah Denis memerah. Denis terlihat ingin memarahinya tetapi detik itu pula Denis mengurungkan niatnya dan berakhir menyuapinya banyak makanan hingga kekenyangan.

Memberikan gelas yang isinya diteguk habis olehnya, Diana tersenyum tipis saat Denis menerima gelas kosong yang disodorkannya sebelum akhirnya Denis mengambil duduk di sampingnya, brankar kosong di sisinya.

Tanpa berkata, Denis meraih tangannya dan menggenggamnya erat. Tatapan tajam Denis membuatnya meneguk ludah kasar. Denis terlihat menakutkan namun sebisa mungkin Diana tersenyum meski canggung.

"Masih memiliki niatan untuk pergi dariku?"

Pertanyaan yang dilontarkan dengan nada dingin membuat Diana menggeleng pelan. Meski sebenarnya sangat ingin pergi dari Denis, namun Diana tidak bisa berbohong pada dirinya sendiri jika sebenarnya dia ingin selalu bersama Denis. Kepergiannya bukan keinginannya tetapi keadaan yang mengharuskannya untuk pergi karena dia bukan lagi satu-satunya yang bisa memiliki Denis. Ada Vanya yang jauh lebih berhak atas Denis sekalipun dia memberikan dua anak untuk Denis.

"Ke mana kamu pergi selama ini?"

Diana bungkam. Tidak terpengaruh dengan tatapan tajam nan menuntut yang Denis hunuskan.

"Masih bungkam?"

"Maaf---"

"Aku butuh jawaban, bukan maaf."

"Denis, kamu berhasil menemukanku seharusnya itu sudah cukup. Setelah ini terserah kamu mau kurung aku sekuat apa agar aku tidak pergi asalkan jangan tanya ke mana aku pergi selama ini."

"Bagaimana kalau itu tidak cukup untukku?"

Diana menatap Denis tidak mengerti.

"Denis, apa lagi yang kurang? Aku bersedia balik sama kamu seperti yang kamu inginkan. Aku gak bakal pergi lagi, setidaknya sampai---"

"Selamanya kamu bersamaku!" Desis Denis memotong ucapan Diana.

Diana menghela nafas panjang. "Baiklah, memang sudah takdirku menjadi bayanganmu."

Hold Me TightWhere stories live. Discover now