TLL 55: Secret Room and Treasure

2.5K 196 3
                                    

TLL 55

The Light Of Life

"Jadi?" Arshya berseru. Ruangan yang besar dan mewah ini terasa begitu sunyi terlebih saat seorang bocah yang baru berusia tujuh tahun duduk di singgasana dengan wajah masam menatap orang-orang Persia.

Akhtara Aryan, berarti Bintang yang dihormati, adalah Putra dari Raja Ottoman sebelumnya. Beliau telah mangkat sekitar satu tahun yang lalu tapi berita kematian tidak disebarluaskan dan hanya rakyat Ottoman yang tahu.

Ratu juga mangkat sekitar dua bulan yang lalu, menyusul sang suami.

Aryan, bocah yang kini menguasai Ottoman seutuhnya itu masih memasang wajah angkuh, tidak ingin kalah dari wajah Arshya yang memang pada dasarnya sudah terlihat angkuh.

"Aku tetap akan menolak" Raja cilik itu terus menolak, tidak peduli semanis apapun Putri Carla membujuk.

Bahkan dengan orang yang cukup dekat dengannya itu saja ia keras kepala, apalagi dengan orang asing seperti dirinya. Jaeer kini sadar, ada sifat makhluk yang lebih buruk dari sifat Arshya.

Ednan memasuki ruangan, membungkuk hormat pada para pemimpin di ruangan itu. Putri Carla mengerti maksud kedatangan Ednan, gadis itu bangkit dan memberi hormat. "Maaf Raja Aryan, hamba harus pergi sebentar" Aryan menoleh menatap Putri Carla, tidak suka jika ia ditinggalkan.

"Putra hamba sepertinya menangis, dia tidak akan berhenti jika bukan hamba yang menghentikan" Aslan bangkit, "Kau sudah punya putra?" Putri Carla tersenyum dan mengangguk. "Aku ingin lihat, bawa ke kamarku" Aryan langsung bangkit, meninggalkan Arshya yang masih tampak terdiam menanti.

Jaeer mendekat, "Lebih sulit dari yang kita kira" Arshya turut bangkit. "Tidak bisa membujuk seorang bocah dengan apa yang diinginkan orang dewasa. Lagipula kalaupun bocah itu terbujuk para petinggi Ottoman tidak akan membiarkan semuanya berjalan mulus bukan?" Arshya berlalu.

Jaeer menatap Farqi yang juga masih terdiam menanti Jaeer pergi lebih dulu. "Benar-benar situasi paling menjemukkan yang pernah kuhadapi" keluh Jaeer yang akhirnya berlalu.

* * *

"Dia kelihatan mudah mati" Putri Carla tersenyum saat Aryan berkomentar sambil melihat putranya. "Karena itulah hamba akan sangat menjaganya" Arshya datang keruangan besar yang merupakan kamar Raja Ottoman itu.

"Mencari sesuatu Tuan?" Ednan menghampiri. "Hem sesuatu yang bisa membuat bocah itu tunduk" Arshya mulai berjalan, memperhatikan setiap sudut ruangan sampai atensinya tercurah pada sebuah bangunan kecil yang diletakan di meja besar di samping jendela.

'Mainan Ruang Rahasia?'

"Dibandingkan manusia, dia lebih terlihat seperti monyet tanpa bulu. Ah apa seperti binatang mamalia laut?" Putri Carla terkekeh pelan. "Dia akan tumbuh menjadi anak yang rupawan" Aryan ikut tertawa. "Tidak mungkin, akulah yang akan tumbuh rupawan" Benar-benar kepribadian yang lebih buruk dari Arshya, Jaeer masih membandingkan, meski dia berdiri cukup jauh di depan pintu.

Tangisan putra dari Putri Carla pecah membuat Aryan tanpa sadar menyentuh lengan kecil itu yang entah mengapa langsung berhenti menangis. Aryan akan menarik tangannya namun telunjuk kecilnya malah digenggam erat oleh jari-jari yang lebih mungil dari lengan kecilnya.

"Dia menyukai anda" Aryan terdiam, tersenyum saat bayi yang ditatapnya dari dekat ikut tersenyum". Aryan menyukai bayi ini, dia lucu dan rapuh secara bersamaan.

Aryan menatap Putri Carla. "Berikan dia padaku, tenang saja aku akan menjaganya" Putri Carla sedikit tertawa pelan. "Bayi itu bukan barang yang bisa anda minta dengan mudah, lagipula jika anda mengambil dia, hamba akan kesepian" Aryan sedikit kecewa.

The Light Of Life [TAMAT]Where stories live. Discover now