TLL 7: Hug as Previously

52.9K 3.5K 49
                                    

        TLL 07

The Light Of Life

Tirai tebal yang menutupi jendela itu ditarik hingga mentari bisa menyelinap masuk ke dalam ruangan megah nan mewah itu.

Pria yang tertidur dengan selimut yang menutup wajahnya itu menggeliat saat suara air dituang menyentil gendang telinganya.

"Ahh, sudah pagi" bangkit dan secara sesuka hati pria itu telah merebut gelas yang disodorkan penasihatnya. "Hamba dengar mereka sudah menuju kemari, mungkin akan segera datang setelah beberapa hari" pria yang merupakan King Arshya itu menoleh dan mendesah pelan.

"Kenapa harus datang dengan cepat seperti itu sih?" Penasihat Arshya tersenyum kikuk mengerti jalan pikiran junjunganya.

"Jadi anda masih ingin bermain-main dengan nona Faresta bukan? Beberapa waktu lalu dia mengeluh karena anda tidak mengunjunginya setelah kembali" Arshya bangkit lalu menepuk pundak penasihatnya yang bernama Jaeer itu sedikit keras.

"Faresta membosankan, rasanya juga sudah tidak enak. Aku membutuhkan gadis baru yang bisa membakar jiwa lelakiku lebih membara" terkejut dengan ucapan Arshya tampaknya akan terdengar bodoh, karena ini memang selalu terjadi.

"Lalu?" Jaeer tampak memancing meski sudah tau kelanjutan ucapan dari Raja tersebut. "Buang saja, dia sudah tidak senikmat saat pertama kali aku memakainya" Arshya tampak akan membersihkan dirinya.

"Saya akan sediakan rumah kecil untuknya di perbatasan kota" Jaeer sudah ditinggal pergi oleh Rajanya. Selalu saja seperti ini, lalu setelah ini dia akan kembali repot mencari gadis baru yang jauh lebih cantik dari Faresta, dan kalau boleh jujur sulit melakukan hal itu.

Apalagi untuk memuaskan seorang Raja yang tidak mau terikat dengan ikatan pernikahan. Bagin Rajanya itu bersenang-senang dengan banyak gadis jauh lebih menyenangkan ketimbang hanya dengan satu gadis saja.

Jadi apa pentingnya pernikahan? Toh dia bisa memuaskan kebutuhanya sebagai pria kapanpun, diamanapun dan dengan siapapun. Bahkan hanya dengan parasnya saja dia bisa menggait wanita apalagi dengan gelarnya.

Benaknya terus berkata, 'Selagi bisa maka manfaatkan saja'.

*     *     *

Lelah, Shava merasa benar-benar lelah. Sudah seharian dia merapikan gudang, mengagkat beberapa persiapan anggur merah, membersihkan perapian, dan siang ini dia akan memberikan makanan pada para tahanan di sel.

Bohong jika dia berkata bahwa dia sama sekali tidak gemetar bertemu dengan mereka, mereka yang merupakan keluarga dari pria yang menikahi ibunya dan menjadikan ibunya sebagai wanita simpanan.

"Bawa yang ini" Sael menyerahkan tong air pada Shava. Gadis itu merasakan kakinya gemetar karena berat yang dipinggulnya.

"Ini kan pekerjaan pria, bagaimana bisa wanita yang mengerjakanya apalagi dengan tubuh kecil kurus seperti kita, kita bisa mati jika terus begini" sepanjang hari ini Shava terus mengeluh dan terus melakukan kesalahan hingga membuat Sael yang biasanya tenang merasa sangat kesal.

Shava memasukan piring kedalam kotak pedang, lalu memasukan anggur kedalam tong susu Sael terus berpikir. Apa itu karena dia tidak pernah tau atau karena dia memang bodoh?.

Bahkan anak kecilpun bisa membedakan mana susu dan anggur, mana pedang dan piring bukan?.

Bubuk Gandum juga Shava masukan kedalam bubuk merkuri, dia itu benar-benar tidak bisa melakukan apapun. Membersihkan lantai saja tidak becus, bagaimana bisa seseorang memukul lantai yang kotornya tidak bisa dibersihkan dengan batu besar hingga lantai sampai pecah dan jelas Sael juga ikut kena marah karena Shava.

The Light Of Life [TAMAT]Where stories live. Discover now