TLL 47: Solved I

16K 1.2K 32
                                    

TLL 47
The Light Of Life

"Tuan, saya mendapat kabar bahwa Raja Arshya akan meninggalkan istana siang nanti" Pria yang tampak bosan itu tampak sedikit tersenyum, masih enggan bangkit dari posisi nyamanya duduk dengan jubah bulu tebal yang membalut tubuhnya.

Pria lain dengan janggut tebal di dagunya tampak tertawa keras. "Bukankah waktunya sudah tiba?" Pria yang duduk dengan jubah bulu itu tampak ikut tertawa. "Sabarlah, kita beraksi besok malam saja. Hem?" gelak tawa semakin terdengar.

Beberapa di antara kumpulan pria itu ada yang terlihat begitu barbar, tertawa dengan pakaian seperti bandid gunung. Terlihat menjijikan sekaligus menakutkan, tampilan sempurna bagi para penjahat.

Meski beberapa di antarayang lain terlihat seperti bangsawan, seolah tertulis jelas dari pakaian juga sikap mereka.

Bangsawan sekalipun tetap saja akan terlihat menjijikan, terlebih dengan wajah amat picik seperti itu.

*      *     *

Beberapa orang tampak mengantar kepergian sang Raja yang beralasan hendak menyelidiki perilaku para pemberontak. Sael berdiri di antara para bangsawan pengabdi kerajaan. Melambai pelan ke arah Jaeer yang malah mengalihkan pandanganya.

Arshya menyiku lengan Jaeer, "Waw sudah ada tatapan cinta dari gadis itu" Jaeer menoleh ke lain arah. "Dia begitu hanya untuk menggodaku, terus berusaha memperkosaku. Dan itu tentu karena anda Tuan" Arshya malah tertawa keras.

"Inginya aku diperkosa Shava" Jaeer membuka tandu untuk Arshya. "Anda mengharapkan itu disaat Nona Shava lagi-lagi dibuat tidak bisa berjalan?" Arshya kembali tertawa. Tidak peduli padahal pembicaraan mereka dapat di dengar banyak orang.

"Aku memang terlalu perkasa, tidak seperti dirimu" Jaeer menutup pintu tandu. Sekilas bertemu pandang dengan Sael yang tampak terus menggerakan bibirnya seolah ingin menyampaikan pesan kecil pada dirinya.

'Cepat kembali'.

Benak Jaeer mengikut gerakan bibir Sael yang tampak hanya di balas dengan tatapan sinis pria itu.

'Agar kau bisa coba memperkosaku lagi?'.

Entah kenapa Sael merasa seolah Jaeer mengatakan hal itu hingga membuat ia meringis pelan.

Pria itu sudah menaiki kudanya. Memimpin perjalanan yang cukup panjang.

Arshya yang berada di dalam tandu menyeringai sempurna dengan buku yang berada di tangannya. "Aku mulai mengerti, Bahman Jal kau benar, mungkin hanya aku yang mampu memecahkan teka-tekimu ini".

*     *      *

Malam itu Shava makan sendirian, sialnya Sael ada urusan sampai gadis itu tidak bisa menemani Shava. Istana ini terasa begitu besar terlebih saat ia merasa sendirian.

'Bagaimana jika kita buat kesepakatan?'.

Shava terdiam, tiba-tiba mengingat hal yang aneh. Gadis itu sadar, memaki diri sendiri saat mengigat hampir semua yang dia katakan. Terlebih soal Daryaina, pikiran jahat melintasi kepala Shava. Karena sudah terlanjur maka dia sekalian saja minta Arshya memenuhi janji dari kesepakatan mereka. Setelah dia kembali.

Shava tersenyum, benar-benar sudah merasa rindu pada Arshya, padahal baru tadi siang ia ditinggal pergi. Shava menyentuh pipinya dengan kedua tangan kecil itu. "Seindah inikah cinta?" Tanya gadis itu polos.

Diantara pilar istana, Asghar memperhatikan Shava. Tersenyum kecut melihat gadis yang masih sama indahnya itu, terlebi saat ia sedang tidak memakai penutup wajah seperti itu. Asghar benar-benar dibuat gila. Bagaimana bisa ada seorang gadis yang mampu membuatnya segelisah ini.

The Light Of Life [TAMAT]Where stories live. Discover now