TLL 29: Shadow of Light II

23.3K 1.8K 42
                                    

TLL 29
The Light Of Light

Gelap

Terlalu gelap

"Shava"

"Shava"

"Shava"

"Shava"

Empat orang memanggil namaku secara berurutan. Ibuku, adiku, sahabatku, orang yang seperti kakak-ku sendiri putri Carla. Namun aku merasa ada yang kurang.

Satu orang penting dalam hidupku.

Aku merasa seperti melupakan bagian terpentingnya. Tapi aku tidak tau.

Siapa?.

*     *     *

"Haaa" Shava terbangun dan langsung menyentuh kepalanya yang entah bagaimana sudah di perban. Gadis itu merasa ngilu pada bagian lehernya dan merasakan perban juga di area itu. 'Mungkin luka lamanya terbuka' pikir gadis itu.

Shava menoleh ke sembarang arah. Melihat pria yang seingatnya sejahat iblis tengah membaca buku sambil sesekali menyentuh bibirnya sendiri, seakan itu sudah menjadi candu bagi orang tersebut.

'Putri Carla' Shava tersadar dan langsung bangkit berlari keluar ruangan dan menoleh ke sembarang arah. Berharap masih melihat puing-puing kapal yang hancur dan tentu berharap orang-orang yang sebelumnya berlayar bersamanya masih hidup.

Namun kenyataan pahit harus ditelanya bulat-bulat. Tidak ada apapun. Yang ada hanyalah lautan lepas dengan angin yang cukup kuat pertanda akan datangnya badai besar.

Shava menutup matanya, jatuh terduduk seolah kehilangan kekuatannya. Gadis itu beru menyadari, kali ini dia kehilangan sosok penting bagi dirinya, lagi.

Selalu demikian.

Selimut tebal secara tiba-tiba sudah melingkari tubuhnya. "Apa kau suka jadi tontonan nona?". Pertanyaan yang entah dari siapa itu tidak mendapat respon apapun.

"Sepertinya lebih baik kau memakai cadar, itu karena mungkin kau bisa menyebabkan perpecahan antara prajuritku" masih tidak mendapat respon.

"Shava Zayba" tanpa sadar Shava menoleh. Melihat pria berkemeja putih dengan bola mata berwarna coklat, ahh tidak itu lebih terlihat seperti kuning keemasan. 'Seperti mata kucing' pikir Shava.

"Rupanya benar, katakan apa yang terjadi? Kenapa Putri Carla bisa hamil dan melarikan diri sebelum pernikahan?. Lalu apa kau sudah bertemu dengannya?" Shava mendengar tapi seolah terlalu malas menjawab pertanyaan itu hingga ia mengalihkan pandangannya lurus ke depan. Membuat si lawan bicara seolah geram hingga menarik lengan gadis itu kasar meski hasilnya tetap tidak mendapatkan respon yang di inginkan.

Shava hanya menghela nafas namun masih tidak merespon ucapan Zian. "HEY putri penghianat. Apa kau tidak bisa bicara?" Masih tidak mendapat respon. Zian benar-benar berada di ambang batas kesabarannya.

"Saat badai tiba. Kau harus mengatakan semuanya jika tidak aku akan membuatmu jatuh ke laut lalu mati di dasar kegelapan" Zian bangkit dan mulai berjalan namun kembali berbalik saat lupa mengatakan sesuatu.

"Ah kau juga harus memberi tauku apakah urusanmu dengan Raja Persia sudah selesai? Karena aku punya hutang untuknya" diluar perkiraan Shava menoleh bahkan bangkit dan matanya mulai berkaca kaca saat Zian menyinggung perihal Raja Persia.

Zian tersenyum berpikir bahwa gadis itu sudah dicampakkan oleh pria paling berengsek yang pernah dikenalnya.

"Baguslah". Zian mulai kembali berjalan sambil tersenyum, seakan tanpa sadar dia senang dengan pemikirannya sendiri. Mengambil kesimpulan seenak hati.

The Light Of Life [TAMAT]Место, где живут истории. Откройте их для себя