TLL 28: Shadow of Light

24.7K 1.8K 47
                                    

TLL 28
The Light Of Life

Beberapa bulan sebelum kesepakatan Persia dan Carlemagne.

Kerajaan Hirah atau disebut juga Banu Lakhmin atau juga dikenal Kerajaan Manazirah terletak di ibu kota Hirah yang masih merupakan wilayah kekuasaan Persia, Persia membiarkan kerajaan Hirah berdiri karena memang membutuhkan tenaga bangsa Arab.

Terlebih lagi setelah Persia menopang Hirah, kerajaan itu seolah menjadi tameng kuat yang jelas menguntungkan Persia dan membuat bangsa Arab tidak bisa menyerang Persia. Melainkan tunduk padanya.

"Apa kau gila?, kenapa juga harus menerima kesepakatan itu? Kau tinggal merampas harta dari kerajaan lain, atau menerima bantuanku atau buru anak dari pengkhianat itu agar dia memberi tau dimana harta yg disembunyikan ayahnya". Zian menatap sinis lawan bicaranya.

"Tidak semudah itu, menerima bantuan kerajaanmu sama saja membuat kerajaanmu dalam keadaan yang sama denganku, jangan lupa meski sekarang wilayah kerajaanmu semakin luas dan kuat, tetap saja kerajaan ini belum kokoh dan ekonomi kalian juga belum stabil. Membantu kerajaanku sama saja dengan menghancurkan kerajaanmu sendiri." Arshya menegak anggur di gelasnya.

"Dengar, kau tau bukan bahwa Iskandar Agung menantikan waktu yang tepat menghancurkan Persia. Terlebih lagi setelah bencana alam itu dan pengkhianatan Perdana Mentri mu, sudah lebih dari cukup memberikan pria arogan itu kesempatan untuk menghancurkan Persia dan Hirah tentunya". Arshya mengagguk setuju mendengar ucapan Zian.

"Dalam keadaan ini Persia tidak akan bisa terselamatkan. Terlebih lagi, masih tidak jelas maksud dan tujuan dari Perdana Mentri itu menghianati dan melakukan semua ini. Apapun itu aku masih tidak mengerti bagaimana bisa orang yang amat terpercaya seperti Bahman Jal menghianatimu" Arshya kembali mengagguk mendengarkan.

"Karena itu kau harus mendapatkan harta itu apapun yang terjadi. Dengan begitu semua masalah akan terselesaikan tanpa harus berurusan dengan Carlemagne dan menjadikan pria tua itu sebagai tameng Persia, itu sangat memalukan". Arshya kembali mengagguk setuju namun kali ini matanya menatap Zian seolah ingin membalas ucapan pria itu.

"Tapi tidak pernah ada yang tau. Ada di mana harta itu, apa memang masih ada atau semuanya memang telah musnah" Zian sudah tak tahan dengan perkataan Arshya hingga telinganya mulai memerah padam menahan gejolak amarah.

"Kalau begitu bunuh gadis itu jika dia tidak mau memberi tau dia mana harta yang menjadi permasalahan ini" Arshya menopang dagu, tampak bosan.

"Aku berencana mencari dan membunuhnya, tapi mungkin tidak bisa" ucapan itu jelas membuat Zian semakin naik pitam. "Kalau begitu biar aku yang membunuhnya jika dia tidak mau buka mulut" Arshya tersenyum dan gelak tawa mulai terdengar.

"Mungkin, kau juga tidak akan bisa membunuhnya". Perkataan Arshya membuat Zian menggebrak meja. "Dengar, meski dia cantik atau menyedihkan dan buruk rupa sekalipun aku akan bisa membunuhnya tidak seperti dirimu yang semakin lemah seiring bertambah tua". Arshya semakin tertawa keras.

"Aku menantikan pertemuanmu dengan gadis itu, entahlah aku juga tidak tau bisa menemukannya atau tidak" Arshya kemudia duduk tegak dan menatap lurus tepat pada mata Zian.

"Aku melihat lukisan, sudah usang mungkin lukisan gadis itu saat dia masih kecil dan penghianat itu menyembunyikannya keberadaan dan menghilangkan jejak anak itu, tapi jelas keluarga resmi penghianat itu tidak akan mau hancur sendiri hingga membuatku tertarik menemukan dan membuktikan sendiri seperti apa wujud yang dikatakan tidak ada tandingannya itu. Jadi bagaimana mungkin aku akan membunuhnya jika itu semua benar adanya." Zian menghela nafas kesal.

The Light Of Life [TAMAT]Where stories live. Discover now