TLL 20: The Bitterness And Sweetness Of The Past

39.1K 2.5K 82
                                    

TLL 20

The Light Of Life

Ambisi adalah sebuah keinginan yang kuat untuk meraih tujuan dan mencapai hal-hal besar yang sulit untuk diwujukan. tentunya kata-kata berambisi berbeda dengan terobsesi, karena berambisi hanya sebatas ingin meraih angan-angan dan mimpi-mimpi sedangkan terobsesi mencampurkanya dengan niat akal yang tidak sehat.

Banyak orang yang tidak menyadari antara ambisi atau obsesi yang merasuki diri mereka dan banyak juga yang menyadari bahwa mereka telah terobsesi tapi malah menipu diri mereka sendiri.

"Yang kurasakan ini hanyalah ambisi karena semua yang seharusnya menjadi miliku malah harus bepindah tangan dariku" begitu pasti di setiap kata yang keluar dari mulutnya.

Seseorang tidak akan bisa menyebrangi lautan jika ia hanya menatap pantai, itu sama halnya dengan ambisi tanpa aksi. Tetapi, ambisi tanpa pengetahuan yang cukup juga layaknya kapal dilautan kering.

Akan berbahya jika seseorang yang menyalah artikan obsesinya dengan ambisi juga memiliki pengetahuan dan rasa sakit yang akan menuntutnya mengembalikan semua hal seperti seharusnya. Orang seperti itulah yang patut ditakuti dan di waspadai.

Dia sudah memilki keinginan untuk memulai, maka dia juga sudah berkenginan menyelesaikanya, bukan semata mengakhrinya secara sepihak.

Memiliki yang seharusnya menjadi miliknya, mengembalikan semuanya seperti yang seharusnya dan melenyapkan yang tidak seharunya ada seperti menjadi poin penting dalam Obsesi yang menjelma menjadi Ambisi milik Asghar.

"Pangeran" begitu lembut dan terdengar indah ditelinganya membuat yang dipanggil langsung menoleh da tersenyum karena sudah mengetahui sosok yang memanggil dirinya. "Udara hari ini terasa lebih dingin" Asghar semakin tersenyum dan menarik ibundanya agar lebih dekat dengan dirinya.

"Ibunda semakin melemah, bagaimana bisa Ibunda berkeliaran dipagi buta seperti ini hem?" Selir kesayangan Raja itu tersenyum dan mengusap pelan pipi putranya. "Ibunda hanya ingin melihat wajah tampan ini sebelum kehabisan waktu" Asghar menampakan ekspresi tak suka di wajahnya terhadap perkataan ibunya.

"Ibunda masih akan terus melihat wajah tampan ini sampai Ibunda akan merasa bosan" hanya senyuman manis yang terukir dibibir sang Selir kesayangan Raja tersbut.

"Putra mahkota, nanti jaga dia baik-baik" wajah Pangeran seketika berubah. "Kenapa juga aku harus menjaganya, kelak dia akan menjadi raja, dia tak akan membutuhkan bantuanku" mata ibunda Pangeran Asghar semakin melembut.

"Kamu sudah dengar rumor itu bukan?" Pangeran menoleh saat mendengar ucapan ibundanya. Bagaimana mungkin ia tidak mengetahui rumor yang membuat seisi istana mengucilkannya dan ibundanya.

"Ibunda ingin mengatakan bahwa rumor itu tidak benar, tapi maaf" seketika cengkraman pangeran Asghar menguat pada ibunya meminta jawaban yang diinginkanya.

"Katakan itu tidak benar" ibunda pangeran yang juga Selir kesayangan Raja itu tampak menunduk lemah "maaf, maafkan ibundamu ini" pangeran Asghar mundur selangkah sambil menggeleng pelan.

"Ibunda membuatku seperti monster, ibunda tau itu?" Wanita yang masih tampak begitu cantik itu tersenyum begitu manis membuat Asghar tidak senang melihatnya. "Seharusnya kau memang tidak menjadi putraku, kau terlalu baik Asghar" Asghar berbalik "itu benar".

Kegelapan begitu menyiksa dan bersama kegelapan datanglah mimpi buruk yang begitu memuakan dan menyedihkan. Penuh penyesalan dan kekhawatiran. Menyiksa dan begitu terasa sakit, terkadang mimpi buruk lebih perih dari sayatan tajam pedang yang terasah.

The Light Of Life [TAMAT]Where stories live. Discover now