TLL 6: The Same Darkness

55.1K 3.5K 21
                                    

TLL 06

The Light Of Life

Pagi indah meski belum terbit mentari. Ini adalah pagi pertama Shava yang bangun sebagai pelayan, niat awalnya bangun lebih pagi dia malah menjadi pelayan terakhir yang bangun.

Semua gadis mencibir cara tidur Shava yang jauh dari etika seorang bangsawan, meski kabarnya dia adalah mantan seorang bangsawan.

Memang tidur Shava tampak seperti peternak yang tidur dengan binatang ternaknya. Tidur gadis itu benar-benar tidak tenang. Kadang berteriak, kadang terdengar menangis, kadang terdengan memaki dan tiba-tiba dia akan tertawa dan kembali tidur.

Gadis itu memang terlihat gila. Sangat gila.

Menjelang pagi semua pelayan berbaris dan Shava berdiri di ujung masih dengan cadar diwajahnya.

"Baiklah ada orang baru disini, ajari dia dengan benar" Shava ditarik oleh wanita paru baya yang semalam. Semua mata melihat ke arah Shava seakan penasaran dengan bentuk wajah gadis itu.

"Kau dengarkan baik-baik" Shava mengagguk dan wanita itu mulai bicara. "Jangan banyak bicara disini" Shava ingin mencibir bahkan dia belum bicara sejak datang ketempat memuakan ini sebagai pelayan, bukan tawanan.

"Jangan menatap keluarga kerajaan langsung pada mata mereka, jangan tertawa, jangan membuat masalah sekecil apapun, lakukan dengan benar semua tugasmu, jika kau beruntung kau bisa menjadi wanita Raja dan hidup nyaman" Wanita itu tampak menatap semua gadis yang tampak memakai pakaian yang sama itu termasuk Shava dengan tegas.

"Lakukan pekerjaan kalian" wanita itu pergi dan semua gadis mulai melihat Shava dengan sinis. "Dia tidak akan mampu memikat Raja. Bahkan saking buruk rupanya wajah itu, dia sampai menutupnya rapat-rapat begitu" salah seorang gadis berkata demikian dengan cukup keras.

"Tidakah kalian penasaran seperti apa wajah buruk rupanya?" Gadis lain mulai memanasi suasana. Shava tampak tidak peduli dan malah duduk di balai besar tempat mereka tidur semalam sambil memperhatikan kuku-kukunya.

"Dia bahkan bersikap menyebalkan begitu, gadis sialan" Shava tampak menahan tawa dibalik cadarnya 'yah itulah kalian, gadis sialan' para gadis itu tampak mendekat dan menggerumuni Shava. "Buka cadarmu" ujar salah seorang gadis tampak memerintah. "Cepat buka" Shava tampak mengagkat wajahnya dan menatap mereka.

Shava sama sekali tidak takut pada mereka, bahkan wanita yang selalu mengoloknya anak pelacur lebih menyeramkan dari mereka.

Para bandit yang menjualnya ke rumah pelacur juga lebih menyeramkan dari mereka, pria yang hampir memperkosanya tentu juga lebih menyeramkan dari mereka, yah meski sebenarnya pria itu tampan.

Jika hanya melawan gadis yang tidak melalui hal sulit seperti yang dirinya alami, tentu sama sekali tidak membuat Shava takut.

Hanya saja Shava terlalu malas meladeni mereka, sesuai pengalamanya saat dia membela ibunya karena wanita itu hampir membakar rumahnya dulu. Wanita itu semakin menjadi-jadi jika dilawan dan hal itu malah membuat ibunya semakin tersiksa.

Kerenanya, saat ada orang mengganggumu sebisa mungkin abaikan saja. Mereka yang mengganggumu bukanlah orang penting yang pantas mendapatkan perhatianmu.

Pengganggu itu hanyalah hama yang harus dibuang, diabaikan dan tidak perlu diperdulikan.

Namun satu hal yang mesti diketahui, Shava memang lugu bahkan terkesan bodoh namun mungkin karena bodoh dia jadi sering kali tidak memahami situasi dan bertingkah semaunya.

The Light Of Life [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang