TLL 3: Difficult Choice

59.9K 3.7K 27
                                    

        TLL 03

The Light Of Life

'Gelap. Lagi-lagi kegelapan kembali menelanku'.

'Apa aku akan mati disini?. Tidak, aku harus membuka mataku meski sulit'.

Mata gadis itu akhirnya terbuka, ia berada di sebuah keranda kotak yang tampaknya dibawa oleh dua kuda.

Matanya menatap tangan lemahnya yang sudah terikat sempurna. 'Oh astaga ini tampaknya sudah siang', ditutupi kain hitam seperti itu tidak akan memberikan kejelasan waktu bagi gadis itu.

Yah setidaknya ia bisa sedikit bersyukur karena dengan begini ia tidaklah perlu khawatir akan sinar mentari. Tapi ia harus berpikir bagaimana caranya kabur dari para bandit ini, karena ia sungguh yakin ia akan dijual ketempat pelacur oleh para bandit jelek itu.

Shava berusaha merogoh lehernya dan menarik kalung yang ada di sana dengan sedikit kasar.

Tidak ada gunanya ia melakukan hal itu karena ikatan pada lenganya terlalu kuat mencengkram. Helaan nafas kasar sedikit keluar dengan lenguhan sakit saat tanpa sengaja kepalanya terbentur jeruji bisi disampingnya.

Perih, seperti ada yang mengalir dari sana. Shava tampak mengusap dahinya pelan dan melihat ada cairan merah disana. Bibirnya sedikit mengetup saat melihat cairan itu. "Aku tidak pernah berdarah sebanyak ini sebelumnya" gumam gadis itu pelan sambil menghapus darah itu sembarangan dengan bagian lengan pakaianya.

Tiba-tiba kereta tampak terhenti dan penutup kerangka kereta itu dibuka hingga Shava melihat beberapa bandit menyeramkan yang menatapnya lapar.

"Ayolah şef (tuan), biarkan kami mencicipinya. Tidakah kau juga mengiginkanya" salah satu pria menyeramkan berbicara pada pria yang terlihat paling sangar diantara mereka. Pria itu menatap Shava juga dengan tatapan lapar.

"Jika kita menyentuhnya maka harganya akan turun bodoh" pria itu tampak membuka pintu dan menarik Shava keluar. "Ayoh kita pergi" Shava ditarik paksa, tampaknya ini ruangan bawah tanah karena mereka melewati tangga cukup banyak untuk ke atas.

Shava melihat tempat ini sedikit jijik, gadis itu merasakan cadarnya yang diikat semakin kuat oleh pria disampingnya.

"Jangan sampai ada yang melihat wajahmu sebelum waktunya" bisik pria itu dengan nafas busuk yang menyakitkan bagi indra penciuman.

Mereka memasuki ruangan mewah dimana seorang wanita berdandanan aneh dan tebal duduk disana. Wanita itu melirik pria disamping Shava sekilas lalu melirik Shava cukup lama dan berdiri menghampiri Shava.

"Aku mau 1000 Syiling Daric (Uang Emas)" ujar pria itu, wanita itu tertawa keras dan meremehkan Shava juga pria itu. "Untuk gadis dengan dahi terluka? tidak terima kasih" pria itu tampak ikut tertawa keras. "Bahkan itu masih kurang untuk gadis yang kecantikanya mengalahkan Hanina" wanita itu kembali berbalik dan langsung menarik cadar Shava.

Mata si wanita melotot dan mengelus wajah Shava lembut. "Dimana kau dapatkan dia.?" Pria itu tertawa. "Tambahkan 100 Syiling Daric maka akan kujawab dimana aku temukan bangsawan ini" wanita itu menatap pria disamping berlian barunya sinis, ia tampak mengambil kotak besar lalu melemparnya pada pria itu.

"Gadis ini miliku sekarang" ujar wanita itu dengan sinis. Pria yang seorang bandit itu tertawa dan pergi dengan kotak penuh uang ditanganya.

Wanita itu tersenyum dan mengelap dahi Shava yang terluka. "Bandit sialan, mereka tidak bisa menjaga barang bagus. Ahh tapi mereka belum melakukan itu padamu kan?" Tanya wanita itu yang hanya dijawab gelengan pelan oleh Shava.

The Light Of Life [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang